Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Bumi, Panggilan pada Perempuan untuk Jadi Penggerak Keberlanjutan

Kompas.com, 22 April 2025, 12:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com – "Perempuan itu punya semangat nurturing. Merawat dan menumbuhkan. Itu yang membuat perempuan bukan hanya bisa menjaga keluarga, tetapi juga dapat menjaga alam."

Hal itu diungkapkan Amalia Yunita, CEO Arus Liar, bisnis wisata petualangan yang berdiri sejak 1995. 

Semangat nurturing perempuan terbukti lewat perjalanan bisnis Amalia yang kini telah 30 tahun lamanya.

"Arus Liar fully owned by women. Meskipun dunia adventure sering dianggap milik laki-laki, kami tetap bisa membuat dampak nyata," ungkap Amalia.

Salah satu dampaknya adalah pada pemberdayaan masyarakat lokal.

Lewat kegiatan arung jeram di Sungai Citarik, Arus Liar melatih warga sekitar menjadi pemandu profesional. Pelatihan ini membuka peluang ekonomi baru—mulai dari jasa pemandu, penginapan, kuliner, hingga sektor hospitality lainnya.

Arus Liar juga aktif mengkampanyekan kesadaran lingkungan.

Dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun lalu, Amalia dan tim mengajak 25.000 penonton yang hadir dalam cabang arung jeram untuk ikut memungut sampah.

"Dari hari pertama ke terakhir, ada perubahan nyata. Penonton mulai sadar dan bertanggung jawab pada sampahnya," jelasnya.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Pasokan Darah Dunia

Tak berhenti di situ, Amalia juga menggagas ekspedisi pendakian gunung untuk meningkatkan kesadaran terhadap lupus, penyakit autoimun yang banyak menyerang perempuan.

Ia mengajak perempuan-perempuan yang sempat berhenti mendaki karena alasan keluarga untuk kembali aktif di alam bebas dan mendaki Himalaya sambil mengkampanyekan kepedulian terhadap sesama.

Menurutnya, setiap perempuan punya kekuatan alami untuk menjaga bumi. "Kita memang punya kodrat untuk nurturing, merawat. Dan merawat alam adalah bagian dari itu," katanya.

Dalam acara “Women in Sustainability: Peran Perempuan dalam Keberlanjutan dan ESG” yang digelar pada Senin (21/4/2025), Amalia mengajak lebih banyak perempuan terlibat dalam gerakan keberlanjutan.

Perempuan, katanya, mampu berpikir secara holistik—melihat keterhubungan antara alam, komunitas, dan masa depan.

Keterlibatan perempuan dalam pelestarian lingkungan juga sangat relevan di tengah krisis iklim yang kian nyata. Perempuan kerap menjadi pihak yang paling terdampak—tidak hanya oleh bencana, tetapi juga oleh beban tambahan di keluarga akibat perubahan iklim.

"Ketika perempuan terlibat, hasilnya bukan hanya inklusif, tetapi juga lebih berkelanjutan," pungkas Amalia.

Baca juga: Studi: Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan Terhadap Perempuan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Pulihkan Ekosistem, WBN Reklamasi 84,86 Hektare Lahan Bekas Tambang di Weda
Pulihkan Ekosistem, WBN Reklamasi 84,86 Hektare Lahan Bekas Tambang di Weda
Swasta
IWIP Percepat Transisi Energi Lewat Proyek PLTS dan PLTB di Weda Bay
IWIP Percepat Transisi Energi Lewat Proyek PLTS dan PLTB di Weda Bay
Swasta
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Pemerintah
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
LSM/Figur
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
Pemerintah
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau