Data awal menunjukkan perubahan ini meningkatkan efektivitas program secara signifikan.
Tim kami di Oxford, Inggris, juga bekerja erat dengan para peneliti lokal dan organisasi konservasi lain untuk membantu mereka merancang dan mengevaluasi program insentif berbasis lokal yang sesuai dengan kondisi masing-masing.
Studi terbaru dari organisasi konservasi Thresher Shark Indonesia misalnya, menunjukkan bahwa program mata pencaharian alternatif berhasil mengurangi tangkapan hiu perontok (thresher shark) hingga lebih dari 90 persen.
Insentif positif seperti ini adalah instrumen penting untuk menyelesaikan krisis keanekaragaman hayati dengan cara yang adil.
Rasanya tidak adil jika kita menuntut industri perikanan skala kecil di negara berkembang yang menanggung beban konservasi, sementara perusahaan perikanan komersial yang besar justru menghasilkan lebih banyak ‘cuan’ sambil menyebabkan kerusakan dari penangkapan berlebih.
Namun demikian, insentif konservasi tentu saja harus dirancang dengan baik dan dievaluasi secara ketat untuk memastikan insentif ini mendorong tindakan yang tepat dan menghasilkan dampak yang diinginkan.
*Research Associate, Conservation Science, University of Oxford
Baca juga: Pertemuan Langka Dua Pari Manta, Panggilan Konservasi Laut Raja Ampat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya