Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Sederhana Ungkap, Mangrove Redam Gelombang hingga Setengahnya

Kompas.com - 06/05/2025, 19:47 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.comHutan bakau diyakini mampu melindungi wilayah pesisir dari gelombang laut. Tapi, seberapa efektif perlindungan alami itu, terutama saat badai ekstrem melanda?

Peneliti dari Universitas Sun Yat-Sen, Tiongkok, dan Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) baru saja menemukan metode sederhana untuk mengukur efektivitas hutan bakau dalam meredam gelombang tinggi, badai, dan banjir pesisir.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) dan bisa menjadi alat penting bagi pengelola pesisir serta pembuat kebijakan dalam merancang pertahanan alam yang lebih efisien.

Peneliti mengatakan, model prediksi yang selama ini tersedia terlalu rumit untuk digunakan oleh praktisi di lapangan, apalagi jika data yang dibutuhkan sulit diperoleh saat cuaca ekstrem terjadi.

Kini, peneliti memperkenalkan metode HU—cara baru yang mudah dan praktis untuk menghitung seberapa besar hutan bakau mampu mengurangi tinggi gelombang badai. HU singkatan dari Height (tinggi gelombang) dan bilangan Ursell (secara sederhana menunjukkan ekspansi gelombang).  

Metode HU efektif karena pelemahan gelombang sangat berkaitan dengan efek gelombang nonlinier, yang digambarkan melalui rumus HU. Rumus HU yang sama dapat digunakan baik saat cuaca tenang maupun saat badai.

Dalam metode baru ini, data dari kondisi cuaca tenang (yang tetap mengandung efek nonlinier tinggi) digunakan untuk memprediksi seberapa besar gelombang akan berkurang saat badai, tanpa perlu menghitung hambatan secara rinci.

Baca juga: Hutan Bakau Hemat Penanganan Banjir Global 855 Miliar Dollar AS

Salah satu temuan menarik dalam studi ini: hutan bakau selebar 100 meter mampu meredam tinggi gelombang badai hingga setengahnya. Perlindungan ini sangat penting bagi wilayah pemukiman dan ekosistem di balik hutan bakau.

Tim juga menguji 20 metode perhitungan daya hambat pohon terhadap gelombang, namun sebagian besar gagal memprediksi redaman gelombang saat badai. Metode HU menjadi solusi yang sederhana dan bisa digunakan oleh siapa saja.

"Metode ini tidak membutuhkan angka rumit atau pengukuran pohon yang detail," jelas peneliti utama, Zhan Hu, seperti dikutip Phys, Kamis (1/5/2025).

"Cukup dengan beberapa data dasar, praktisi pesisir atau relawan bisa menggunakannya untuk menilai perlindungan dari hutan bakau setempat."

Peneliti dari NIOZ, Tjeerd Bouma, menambahkan bahwa metode ini sangat berguna untuk merancang pertahanan pantai alami, yang bisa menghemat miliaran dolar secara global.

"Hutan bakau bukan sekadar penghalang gelombang," katanya. "Mereka juga menyerap karbon, menjadi rumah bagi satwa liar, dan menyaring air."

Meski metode HU menjanjikan, peneliti mengakui masih ada ruang pengembangan. Mereka berencana menyesuaikannya dengan dinamika lain, seperti pergerakan pohon akibat angin dan tipe ekosistem yang berbeda.

"Singkatnya, ini adalah langkah besar dalam memahami cara kerja perlindungan alam," simpul Hu.

"Metode HU membuka peluang baru untuk pengelolaan pesisir yang lebih cerdas dan berkelanjutan."

Baca juga: Mangrove Rumah bagi 700 Miliar Satwa Komersial, Kerusakannya Picu Krisis

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Dow-Google Kembangkan Teknologi AI untuk Daur Ulang Plastik Lunak

Dow-Google Kembangkan Teknologi AI untuk Daur Ulang Plastik Lunak

Swasta
Samator Group Kampanyekan Pelestarian Alam melalui Event Lari

Samator Group Kampanyekan Pelestarian Alam melalui Event Lari

Swasta
SCG Hadirkan Beasiswa Sharing The Dream 2025 untuk Siswa SMA dan Mahasiswa

SCG Hadirkan Beasiswa Sharing The Dream 2025 untuk Siswa SMA dan Mahasiswa

Swasta
Indonesia Targetkan Swasembada Garam pada 2027, NTB Jadi Kuncinya

Indonesia Targetkan Swasembada Garam pada 2027, NTB Jadi Kuncinya

Pemerintah
Metode Sederhana Ungkap, Mangrove Redam Gelombang hingga Setengahnya

Metode Sederhana Ungkap, Mangrove Redam Gelombang hingga Setengahnya

LSM/Figur
Tanoto-Gates Kerja Sama untuk Kesehatan dan Pendidikan di Asia

Tanoto-Gates Kerja Sama untuk Kesehatan dan Pendidikan di Asia

Pemerintah
Dua Orang Jadi Tersangka Kasus Serobot Lahan Hutan Pendidikan Unmul

Dua Orang Jadi Tersangka Kasus Serobot Lahan Hutan Pendidikan Unmul

Pemerintah
Kemenhut Tangani 10 Kasus Kejahatan Hutan, dari Perambahan hingga Perdagangan Satwa

Kemenhut Tangani 10 Kasus Kejahatan Hutan, dari Perambahan hingga Perdagangan Satwa

Pemerintah
AI Bisa Bikin Prakiraan Cuaca dan Iklim Indonesia Detail dan Akurat

AI Bisa Bikin Prakiraan Cuaca dan Iklim Indonesia Detail dan Akurat

Pemerintah
KLH: Perusahaan Peringkat Hitam dan Merah pada PROPER Bisa Dicabut Izin Usahanya

KLH: Perusahaan Peringkat Hitam dan Merah pada PROPER Bisa Dicabut Izin Usahanya

Pemerintah
Microsoft Kaji Dampak Lingkungan Pendinginan Pusat Data

Microsoft Kaji Dampak Lingkungan Pendinginan Pusat Data

Pemerintah
KLH Desak Perusahaan Kelola Lingkungan lewat PROPER

KLH Desak Perusahaan Kelola Lingkungan lewat PROPER

Pemerintah
Briket Kelapa Dorong Perubahan: Dapur Bersih, Beban Perempuan Ringan

Briket Kelapa Dorong Perubahan: Dapur Bersih, Beban Perempuan Ringan

LSM/Figur
Survei: 91 Persen Masyarakat Indonesia Dukung Upaya Atasi Perubahan Iklim

Survei: 91 Persen Masyarakat Indonesia Dukung Upaya Atasi Perubahan Iklim

LSM/Figur
Jadi Pusat Riset, Suaka Badak di Aceh Timur Teliti Cara Kembangbiak

Jadi Pusat Riset, Suaka Badak di Aceh Timur Teliti Cara Kembangbiak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau