KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup (Menteri LH) Hanif Faisol Nurofiq membuktikan bahwa perusahaan kelapa sawit bisa tetap memberikan keuntungan bagi negara, sembari menjaga lingkungan agar tetap hijau.
"Hari ini kita berhasil membuktikan bahwa PT Perkebunan Nusantara (PTPN) merupakan salah satu dari perusahaan kita, telah mampu mereduksi emisi gas rumah kacanya setara dengan 33.700 ton CO2 ekuivalen," kata Menteri Hanif saat mengunjungi fasilitas pengelolaan sawit milik PTPN di Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, Riau, Sabtu (10/5/2025).
Menteri Hanif memaparkan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca tersebut diperoleh dengan pemanfaatan limbah sisa kelola sawit menjadi biogas, untuk kemudian dikelola menjadi sumber energi terbarukan sebesar 1 megawatt (MW).
Energi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan pengelolaan sawit, serta kebutuhan listrik di wilayah tersebut.
Baca juga: Kelapa Sawit Kontroversial dan Politis, Bagaimana AI Menarasikannya?
"Sektor agriculture adalah sektor yang diidentifikasi sebagai salah satu penyumbang emisi. Bersama sektor yang lain sebenarnya sektor agriculture ini paling rendah. Langkah-langkah secara fundamental melalui program Environmental, Social, and Governance (ESG) dari PTPN kemudian mencoba mengartikulasikan kegiatan ini melalui renewable energy dari pemanfaatan bumi," ujarnya.
Menurut Menteri Hanif, hal ini merupakan langkah awal dalam membuktikan kepada dunia bahwa industri kelapa sawit Indonesia tidak seperti yang dibayangkan dengan berbagai dampak buruk yang menjadi isu global.
"Penting kemudian menjadikan ini (sebagai) upaya kita di tengah-tengah kancah perdagangan internasional yang menggunakan segala cara untuk mendiskon produk-produk kita termasuk isu-isu negatif palm oil," tegasnya.
Oleh karena itu, Hanif mengajak seluruh pengusaha kelapa sawit di Indonesia untuk bersama-sama mereplikasi apa yang telah dilakukan oleh PTPN dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Harapan kami ini menjadi salah satu kunjungan untuk menstimulasi teman-teman yang lain bisa belajar bagaimana menyusun ini, jadi tidak perlu lambat-lambat (dalam pengurangan emisi gas rumah kaca), karena sudah ada contohnya," tutur Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.
Baca juga: Kelapa Sawit dan Deforestasi: Menjaga Kemajuan di Tengah Ancaman Baru
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya