KOMPAS.com - Air bersih merupakan kebutuhan dasar sekaligus hak asasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Menurut laporan World Bank terkait Sustainable Development Goals (SDG) dan akses air bersih, Indonesia pada tahun 2023 telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan akses air minum layak.
Sekitar 90 persen penduduk Indonesia memiliki akses ke sumber air minum yang aman dan layak. Bahkan merujuk data BPS tahun 2024, sekitar 92,64 persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki akses terhadap sumber air minum layak.
Namun, tantangan masih ada terutama di daerah pedesaan dan wilayah terpencil, di mana infrastruktur air bersih belum merata dan kualitas air masih menjadi masalah.
Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan seperti Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang menghadapi kesulitan dalam mengakses air minum yang layak dan aman.
Ketimpangan akses ini menjadi tantangan serius yang memerlukan solusi berkelanjutan dan kolaboratif.
Menjawab kebutuhan tersebut, FKS Foundation meluncurkan program Sarana Air Bersih untuk Komunal (Sabuk), sebuah inisiatif strategis yang tidak hanya membangun infrastruktur sumur komunal, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat agar mampu mengelola sumber daya air secara mandiri.
Melalui kerja sama lintas sektor dan pelibatan aktif komunitas, program Sabuk berupaya mengalirkan harapan baru bagi lebih dari 800 keluarga di lima desa di Sragen, sekaligus menjadi contoh nyata upaya menjaga keberlanjutan sumber daya air di Indonesia.
Program ini menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak masyarakat di empat desa di Kecamatan Masaran, yaitu Gandu, Sepat, Tekikrejo, Jatirejo dan Selorejo.
Selama bertahun-tahun, masyarakat di wilayah ini sangat bergantung pada suplai air donasi dari perusahaan yang berada di sekitar warga.
Suparlan, salah satu kepala dukuh di desa Sepat mengisahkan, tantangan air bersih sangat terasa terutama pada saat musim kemarau berkepanjangan.
Baca juga: Percepat Pemerataan Akses Air Bersih di Jakarta, PAM JAYA Hadirkan IPA Terbesar Se-ASEAN
Tidak saja kesulitan pada akses air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, namun juga untuk pengairan pertanian yang sebagian besar warganya adalah petani dan buruh tani yang menggantungkan hidup pada sawah tadah hujan.
Mesin pompa air yang terpasang di empat titik ini rata-rata terpasang untuk mampu memompa air dengan kedalaman 100-110 meter dengan kemampuan mengaliri 5 meter kubik setiap jamnya.
Setiap sumur dilengkapi jaringan pipa utama yang menghubungkan titik-titik strategis untuk memastikan distribusi air yang merata.
Dalam peresmian program Sabuk di Kecamatan Masaran (11/5/2025), Chief Operating Officer (COO) FKS Food Sejahtera Subagjo Wirjantoro menyampaikan, program ini menjadi bukti nyata komitmen FKS terhadap keberlanjutan dan tanggungjawab perusahaan.
"Program Sabuk ini lahir dari visi kami untuk berkontribusi langsung terhadap pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat," ungkap Subagjo.
"Namun program ini tidak hanya berfokus pada penyediaan infrastruktur. Dalam pelaksanaannya, kami juga memastikan keterlibatan masyarakat secara aktif melalui pelatihan manajemen dan literasi keuangan," lanjutnya.
Dengan edukasi dan literasi ini, Subagjo berharap pengelolaan air bersih ini dapat berlangsung secara mandiri dan berkelanjutan oleh masyarakat. Selama tiga bulan pertama, FKS Foundation akan mendampingi warga agar transisi menuju pengelolaan mandiri berjalan lancar.
Keberhasilan program Sabuk dari FKS Foundation ini juga tak lepas dari dukungan Komando Distrik Militer (Kodim) yang turut terlibat dalam pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.
Pangdam IV/Diponegoro, Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi memberikan apresiasi terhadap langkah kolaboratif FKS Foundation. "Inisiatif seperti Sabuk adalah bentuk nyata gotong royong antara lembaga swasta, masyarakat, dan aparat," ungkapnya.
"Program ini tidak hanya memberikan solusi atas kebutuhan mendesak, tetapi juga membangun kemandirian dan tanggung jawab bersama. Saya harap program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa," harapnya.
Dia menyampaikan melalui program Manunggal Air, TNI juga telah membangun lebih dari 400 titik air di JawaTengah, baik untuk pertanian dan rumah tangga, sebagai upaya membangun ketahanan air dan swasembada pangan.
"Kami berharap kerja sama ini dapat terus kita lanjutkan untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara," pungkas Pangdam IV Diponegoro.
Baca juga: El Nino Berpotensi Picu Krisis Air Bersih di Jakarta, BPBD DKI Siapkan Mitigasi
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas turut memberikan apresiasi atas upaya FKS Foundation memberikan akses air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Masaran.
"Terima kasih kepada FKS Foundation yang telah menjadi bagian penting dalam membangun kesejahteraan di Kabupaten Sragen. Semoga ini menjadi bagian dari resiliensi, ketahanan masyarakat Indonesia, khususnya masyakat Sragen terhadap kebutuhan akan air," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya