JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan properti Pakuwon Group menggandeng Upbox Environmental Solutions, Jangjo Indonesia, dan KEITI (Korean Environment Institute Indonesia) meluncurkan kampanye #MulaiDariSini, sebuah inisiatif lintas negara yang fokus pada pengelolaan sampah dari sumber.
DKI Jakarta sendiri menghasilkan lebih dari 7.700 ton sampah per hari. Kawasan komersial dan superblok disebut sebagai penyumbang signifikan akibat tingginya aktivitas ekonomi dan kunjungan harian di pusat perbelanjaan.
Acara yang juga didukung Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta ini dirancang sebagai upaya mendorong perubahan cara pandang terhadap sampah.
Baca juga: TPST 1 IKN Jadi Acuan Pengelolaan Sampah Regional
Pesan yang disampaikan yakni sampah tidak lagi dibuang sembarangan atau berakhir di TPA, tapi diolah dengan benar sejak dari sumbernya.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan, Mohamad Amin, menyebutkan bahwa wilayahnya sebagai kawasan padat komersial kini menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah.
“Adanya #MulaiDariSini, sebagai inisiatif dari Pakuwon Group, merupakan langkah positif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan tersebut,” ujar Mohamad dalam keterangan tertulis, Senin (9/6/2025).
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung program ini melalui pembinaan dan pendampingan, dengan harapan pengelolaan sampah mandiri bisa berkembang dan mengurangi volume sampah yang dikirim ke Bantar Gebang.
Dari sisi kebijakan, Pemprov DKI Jakarta telah memiliki Pergub No. 102 Tahun 2021 yang mewajibkan pengelola kawasan untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Namun, tingkat kepatuhan terhadap regulasi ini masih menjadi tantangan, terutama di kawasan mal.
Sementara itu, CEO Reco Korea—kantor pusat dari PT Upbox Environmental Solution di Indonesia—Kim Keunho, menekankan pentingnya edukasi dan konsistensi sistem dalam membangun budaya pengelolaan sampah.
“Budaya pemilahan sampah di Korea Selatan tidak terjadi dalam semalam. Edukasi dan sistem yang konsisten adalah kuncinya,” kata Kim.
Baca juga: Sampah Jadi Uang: Bank Sampah di Jagakarsa Beri Warga Tambahan Penghasilan
Ia mengapresiasi langkah Pakuwon dan Jangjo yang memulai transisi ini untuk Indonesia. Reco Korea sendiri dikenal sebagai perusahaan pengangkutan sampah modern berbasis digital, yang memungkinkan proses pengumpulan, transportasi, dan pelacakan sampah dilakukan secara transparan.
Proyek ini menjadi kolaborasi internasional pertama mereka di Indonesia, menggandeng Pakuwon Group sebagai pengelola kawasan, serta Jangjo sebagai mitra pengolahan sampah.
Direktur Utama PT Jangjo Teknologi Indonesia, Joe Hansen, mengatakan bahwa kampanye ini merupakan kelanjutan dari gerakan Junk Revolution yang pihaknya gaungkan.
Sementara itu, Kang Min Soo, Head of KEITI Indonesia, menegaskan bahwa kolaborasi lintas negara seperti ini dapat membuka jalan bagi perubahan perilaku dan adopsi teknologi lingkungan.
“KEITI akan mendukung inisiatif yang mempromosikan keberlanjutan lintas batas negara,” ujarnya.
Adapun, Presiden Direktur Pakuwon Group, A. Stefanus Ridwan Suhendra, menyatakan bahwa pihaknya ingin mengajak seluruh tenant dan pengunjung mal untuk memulai perubahan dari langkah kecil yang berdampak besar.
Baca juga: Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Plastik Kresek Jadi BBM
“Kami percaya bahwa pengelolaan lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai pengembang,” tutup Stefanus.
Sebagai informasi, Kampanye ini diluncurkan secara serentak di tiga superblok besar milik Pakuwon di Jakarta—Kota Kasablanka, Gandaria City, dan Plaza Blok M—sebagai bagian dari implementasi Pergub DKI Jakarta No. 102 Tahun 2021 tentang kewajiban pengelolaan sampah secara mandiri di kawasan komersial dan fasilitas umum.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya