Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Sejumlah Pihak, Pakuwon Luncurkan Kampanye Penanganan Sampah

Kompas.com, 9 Juni 2025, 14:38 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan properti Pakuwon Group menggandeng Upbox Environmental Solutions, Jangjo Indonesia, dan KEITI (Korean Environment Institute Indonesia) meluncurkan kampanye #MulaiDariSini, sebuah inisiatif lintas negara yang fokus pada pengelolaan sampah dari sumber.

DKI Jakarta sendiri menghasilkan lebih dari 7.700 ton sampah per hari. Kawasan komersial dan superblok disebut sebagai penyumbang signifikan akibat tingginya aktivitas ekonomi dan kunjungan harian di pusat perbelanjaan.

Acara yang juga didukung Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta ini dirancang sebagai upaya mendorong perubahan cara pandang terhadap sampah.

Baca juga: TPST 1 IKN Jadi Acuan Pengelolaan Sampah Regional

Pesan yang disampaikan yakni sampah tidak lagi dibuang sembarangan atau berakhir di TPA, tapi diolah dengan benar sejak dari sumbernya.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan, Mohamad Amin, menyebutkan bahwa wilayahnya sebagai kawasan padat komersial kini menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah.

“Adanya #MulaiDariSini, sebagai inisiatif dari Pakuwon Group, merupakan langkah positif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan tersebut,” ujar Mohamad dalam keterangan tertulis, Senin (9/6/2025).

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung program ini melalui pembinaan dan pendampingan, dengan harapan pengelolaan sampah mandiri bisa berkembang dan mengurangi volume sampah yang dikirim ke Bantar Gebang.

Dari sisi kebijakan, Pemprov DKI Jakarta telah memiliki Pergub No. 102 Tahun 2021 yang mewajibkan pengelola kawasan untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Namun, tingkat kepatuhan terhadap regulasi ini masih menjadi tantangan, terutama di kawasan mal.

Sementara itu, CEO Reco Korea—kantor pusat dari PT Upbox Environmental Solution di Indonesia—Kim Keunho, menekankan pentingnya edukasi dan konsistensi sistem dalam membangun budaya pengelolaan sampah.

“Budaya pemilahan sampah di Korea Selatan tidak terjadi dalam semalam. Edukasi dan sistem yang konsisten adalah kuncinya,” kata Kim.

Baca juga: Sampah Jadi Uang: Bank Sampah di Jagakarsa Beri Warga Tambahan Penghasilan

Ia mengapresiasi langkah Pakuwon dan Jangjo yang memulai transisi ini untuk Indonesia. Reco Korea sendiri dikenal sebagai perusahaan pengangkutan sampah modern berbasis digital, yang memungkinkan proses pengumpulan, transportasi, dan pelacakan sampah dilakukan secara transparan.

Proyek ini menjadi kolaborasi internasional pertama mereka di Indonesia, menggandeng Pakuwon Group sebagai pengelola kawasan, serta Jangjo sebagai mitra pengolahan sampah.

Direktur Utama PT Jangjo Teknologi Indonesia, Joe Hansen, mengatakan bahwa kampanye ini merupakan kelanjutan dari gerakan Junk Revolution yang pihaknya gaungkan.

Sementara itu, Kang Min Soo, Head of KEITI Indonesia, menegaskan bahwa kolaborasi lintas negara seperti ini dapat membuka jalan bagi perubahan perilaku dan adopsi teknologi lingkungan.

“KEITI akan mendukung inisiatif yang mempromosikan keberlanjutan lintas batas negara,” ujarnya.

Adapun, Presiden Direktur Pakuwon Group, A. Stefanus Ridwan Suhendra, menyatakan bahwa pihaknya ingin mengajak seluruh tenant dan pengunjung mal untuk memulai perubahan dari langkah kecil yang berdampak besar.

Baca juga: Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Plastik Kresek Jadi BBM

“Kami percaya bahwa pengelolaan lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai pengembang,” tutup Stefanus.

Sebagai informasi, Kampanye ini diluncurkan secara serentak di tiga superblok besar milik Pakuwon di Jakarta—Kota Kasablanka, Gandaria City, dan Plaza Blok M—sebagai bagian dari implementasi Pergub DKI Jakarta No. 102 Tahun 2021 tentang kewajiban pengelolaan sampah secara mandiri di kawasan komersial dan fasilitas umum.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Suhu Arktik Pecahkan Rekor Terpanas Sepanjang Sejarah, Apa Dampaknya?
Suhu Arktik Pecahkan Rekor Terpanas Sepanjang Sejarah, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Pembelian Produk Ramah Lingkungan Meningkat, tapi Pesan Keberlanjutan Meredup
Pembelian Produk Ramah Lingkungan Meningkat, tapi Pesan Keberlanjutan Meredup
LSM/Figur
Menjaga Napas Terakhir Orangutan Tapanuli dari Ancaman Banjir dan Hilangnya Rimba
Menjaga Napas Terakhir Orangutan Tapanuli dari Ancaman Banjir dan Hilangnya Rimba
LSM/Figur
FWI Soroti Celah Pelanggaran Skema Keterlanjuran Kebun Sawit di Kawasan Hutan
FWI Soroti Celah Pelanggaran Skema Keterlanjuran Kebun Sawit di Kawasan Hutan
LSM/Figur
Menhut Raja Juli Soroti Lemahnya Pengawasan Hutan di Daerah, Anggaran dan Personel Terbatas
Menhut Raja Juli Soroti Lemahnya Pengawasan Hutan di Daerah, Anggaran dan Personel Terbatas
Pemerintah
Menhut Raja Juli Sebut Tak Pernah Beri Izin Pelepasan Kawasan Hutan Setahun Terakhir
Menhut Raja Juli Sebut Tak Pernah Beri Izin Pelepasan Kawasan Hutan Setahun Terakhir
Pemerintah
Krisis Iklim Picu Berbagai Jenis Penyakit, Ancam Kesehatan Global
Krisis Iklim Picu Berbagai Jenis Penyakit, Ancam Kesehatan Global
Pemerintah
Petani Rumput Laut di Indonesia Belum Ramah Lingkungan, Masih Terhalang Biaya
Petani Rumput Laut di Indonesia Belum Ramah Lingkungan, Masih Terhalang Biaya
Pemerintah
Kemenhut Musnahkan 98,8 Hektar Kebun Sawit Ilegal di TN Berbak Sembilang Jambi
Kemenhut Musnahkan 98,8 Hektar Kebun Sawit Ilegal di TN Berbak Sembilang Jambi
Pemerintah
Indonesia Bisa Contoh India, Ini 4 Strategi Kembangkan EBT
Indonesia Bisa Contoh India, Ini 4 Strategi Kembangkan EBT
LSM/Figur
Waspada Hujan Lebat hingga 22 Desember, BMKG Pantau 3 Siklon Tropis
Waspada Hujan Lebat hingga 22 Desember, BMKG Pantau 3 Siklon Tropis
Pemerintah
Walhi NTB Desak Pemerintah Moratorium IPR di 60 Titik
Walhi NTB Desak Pemerintah Moratorium IPR di 60 Titik
LSM/Figur
Banjir Rob Kian Meluas, Akademisi Unair Peringatkan Dampak Jangka Panjang bagi Pesisir Indonesia
Banjir Rob Kian Meluas, Akademisi Unair Peringatkan Dampak Jangka Panjang bagi Pesisir Indonesia
Pemerintah
Kalimantan dan Sumatera Jadi Pusat Kebakaran Hutan dan Lahan Selama 25 Tahun Terakhir
Kalimantan dan Sumatera Jadi Pusat Kebakaran Hutan dan Lahan Selama 25 Tahun Terakhir
LSM/Figur
Indonesia Perlu Belajar dari India untuk Transisi Energi
Indonesia Perlu Belajar dari India untuk Transisi Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau