KOMPAS.com - Cuaca ekstrem diprediksi akan melanda sejumlah daerah di Indonesia akibat tiga siklon tropis yaitu siklon bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menuturkan, dalam tiga hari terakhir curah hujan sangat lebat tercatat di Riau, Bali, dan Sumatera Barat.
Baca juga:
"Dalam sepekan ke depan, siklon tropis Bakung diprediksi berada di Samudra Hindia barat daya Lampung, dengan kecepatan angin maksimum 60 knot, tekanan udara minimum 981 hPa, dan arah gerak ke barat daya, menjauhi wilayah Indonesia," kata Andri dalam keterangannya, Selasa (16/12/2025).
Meskipun mulai menjauh, siklon tersebut masih berpotensi memicu hujan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang di Bengkulu dan Lampung.
Sementara itu, bibit siklon 93S diprediksi berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, dengan kecepatan angin maksimum 20 knot, tekanan udara minimum 1005 hPa, dan menyebabkan hujan intensitas sedang hingga lebat.
Wilayah yang perlu waspada terkait bibit siklon 93S, antara lain Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, serta Nusa Tenggara Barat.
"Bibit siklon tropis 93S juga diprediksi memberikan dampak berupa angin kencang di wilayah Jawa Timur dan Bali," jelas Andri.
BMKG juga memperkirakan bibit siklon tropis 95S berada di Laut Arafuru barat daya Papua Selatan, dengan kecepatan angin maksimum 20 knot, tekanan udara minimum 1005 hPa, dan pergerakan ke arah timur laut.
Dampaknya, membentuk daerah perlambatan kecepatan angin yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Maluku bagian tenggara dan Papua Selatan.
Baca juga:
BMKG memperingatkan dampak tiga siklon tropis yang berpotensi memicu hujan lebat dan angin kencang di banyak wilayah Indonesia.Andri menyampaikan, dari Selasa (16/12/2025) sampai Senin (22/12/2025), cuaca di Indonesia umumnya didominasi kondisi berawan sampai hujan ringan.
Diprediksi, peningkatan hujan intensitas sedang melanda Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, dan Jakarta.
Selanjutnya ada Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, serta Papua.
Kondisi itu turut dipicu fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal. Menurut Andri, Indian Ocean Dipole masih berada dalam fase negatif, yang ditunjukkan oleh nilai Dipole Mode Index (DMI) yang mencapai minus 0,63.
Aktivitas Gelombang Kelvin dan Gelombang Rossby Ekuator di Samudra Hindia barat Sumatera bagian tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Barat, dan Samudra Pasifik timur Papua Nugini ikut berkontribusi.
"Dengan kelembapan udara yang masih tinggi dan atmosfer yang relatif labil, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia tetap perlu diwaspadai," tutur dia.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya