Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chandra Asri Kembangkan Produk Aspal dari Cacahan Plastik

Kompas.com, 11 Juni 2025, 11:09 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) bekerja sama mengembangkan produk cacahan plastik bernama Circlo untuk dijadikan bahan baku campuran aspal.

Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, Nicko Setyabudi, mengatakan bahwa proyek tersebut merupakan bagian dari sirkular ekonomi dengan memanfaatkan sampah plastik.

"Kami melihat potensi besar dalam mengubah sampah bernilai rendah menjadi sumber daya sekaligus memperkuat ekosistem daur ulang," ungkap Nicko dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

Dia menjelaskan, aspal ini sudah dirilis sejak 2023 lantaran perusahaan melihat adanya kebutuhan material cacahan sampah plastik sebagai bahan campuran untuk infrastruktur aspal plastik.

Baca juga: Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan

Produk itu juga telah memenuhi spesifikasi yang diperlukan untuk campuran aspal plastik sesuai Petunjuk Teknis Penggunaan Campuran Aspal Plastik Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Nicko menyatakan, inovasi aspal plastik berdampak pada pengurangan sampah hingga menekan emisi.

"1 ton untuk campuran di the hot mix, hanya butuh 3 kilo (cacahan sampah), dan bisa additional dari sisi benefit secara lingkungan sampah plastiknya terkelola, mengurangi emisi yang timbulkan dari TPA, dan dapat bonus dari sisi kualitas jalannya sendiri," tutur Nicko.

Menurutnya, aspal plastik lebih kuat dibandingkan aspal konvensional. Sejauh ini, tercatat 120,8 kilometer jalan di Jabodetabek, Garut, dan Kudus dibangun dengan menggunakan bahan dari cacahan sampah plastik ini.

Nicko menyebutkan, perusahaannya juga tengah mengembangkan pemanfaatan plastik menjadi bahan bakar minyak dengan metode pirolisis.

“Industri daur ulang plastik memainkan peran kunci dalam upaya pengurangan volume sampah plastik yang berakhir di TPA," kata Wakil Ketua Umum ADUPI, Justin Wiganda.

Baca juga: Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Plastik Kresek Jadi BBM

"Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap pencemaran lingkungan akibat sampah plastik, pelaku industri daur ulang plastik hadir sebagai bagian penting dalam menciptakan ekonomi sirkular dan mendorong pemanfaatan kembali material plastik pasca konsumsi," imbuh dia.

Justin berpandangan, tantangan pengelolaan plastik ialah karena nilai jualnya yang redah dan sulit didaur ulang. Circlo menunjukkan bahwa inovasi dan kolaborasi antara pelaku industri daur ulang sangat diperlukan untuk kelestarian lingkungan.

"Dan harapan kami, makin banyak juga stakeholder lain, apalagi yang punya jalan beraspal menggunakan aspal plastik di lokasi mereka masing-masing," ungkap Justin.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS Sebut Kasus Keracunan MBG Bisa Capai 22.000 pada 2026 Jika Tak Diperbaiki
Riset CELIOS Sebut Kasus Keracunan MBG Bisa Capai 22.000 pada 2026 Jika Tak Diperbaiki
LSM/Figur
Penumpang Pesawat Berisiko Terpapar Partikel Ultrahalus Berbahaya
Penumpang Pesawat Berisiko Terpapar Partikel Ultrahalus Berbahaya
LSM/Figur
Ratusan Gelondongan Kayu Ilegal Diangkut dari Hutan Tapanuli Selatan
Ratusan Gelondongan Kayu Ilegal Diangkut dari Hutan Tapanuli Selatan
Pemerintah
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PGE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PGE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau