JAKARTA, KOMPAS.com - PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) bekerja sama mengembangkan produk cacahan plastik bernama Circlo untuk dijadikan bahan baku campuran aspal.
Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, Nicko Setyabudi, mengatakan bahwa proyek tersebut merupakan bagian dari sirkular ekonomi dengan memanfaatkan sampah plastik.
"Kami melihat potensi besar dalam mengubah sampah bernilai rendah menjadi sumber daya sekaligus memperkuat ekosistem daur ulang," ungkap Nicko dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).
Dia menjelaskan, aspal ini sudah dirilis sejak 2023 lantaran perusahaan melihat adanya kebutuhan material cacahan sampah plastik sebagai bahan campuran untuk infrastruktur aspal plastik.
Baca juga: Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
Produk itu juga telah memenuhi spesifikasi yang diperlukan untuk campuran aspal plastik sesuai Petunjuk Teknis Penggunaan Campuran Aspal Plastik Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Nicko menyatakan, inovasi aspal plastik berdampak pada pengurangan sampah hingga menekan emisi.
"1 ton untuk campuran di the hot mix, hanya butuh 3 kilo (cacahan sampah), dan bisa additional dari sisi benefit secara lingkungan sampah plastiknya terkelola, mengurangi emisi yang timbulkan dari TPA, dan dapat bonus dari sisi kualitas jalannya sendiri," tutur Nicko.
Menurutnya, aspal plastik lebih kuat dibandingkan aspal konvensional. Sejauh ini, tercatat 120,8 kilometer jalan di Jabodetabek, Garut, dan Kudus dibangun dengan menggunakan bahan dari cacahan sampah plastik ini.
Nicko menyebutkan, perusahaannya juga tengah mengembangkan pemanfaatan plastik menjadi bahan bakar minyak dengan metode pirolisis.
“Industri daur ulang plastik memainkan peran kunci dalam upaya pengurangan volume sampah plastik yang berakhir di TPA," kata Wakil Ketua Umum ADUPI, Justin Wiganda.
Baca juga: Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Plastik Kresek Jadi BBM
"Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap pencemaran lingkungan akibat sampah plastik, pelaku industri daur ulang plastik hadir sebagai bagian penting dalam menciptakan ekonomi sirkular dan mendorong pemanfaatan kembali material plastik pasca konsumsi," imbuh dia.
Justin berpandangan, tantangan pengelolaan plastik ialah karena nilai jualnya yang redah dan sulit didaur ulang. Circlo menunjukkan bahwa inovasi dan kolaborasi antara pelaku industri daur ulang sangat diperlukan untuk kelestarian lingkungan.
"Dan harapan kami, makin banyak juga stakeholder lain, apalagi yang punya jalan beraspal menggunakan aspal plastik di lokasi mereka masing-masing," ungkap Justin.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya