Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG

Kompas.com, 15 Desember 2025, 18:43 WIB
Zintan Prihatini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Investasi Hijau III 2025 yang dirilis Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF) menyatakan, bank nasional berada di posisi teratas dalam menjalankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance atau ESG).

Laporan tersebut menggunakan laporan keberlanjutan dan laporan tahunan 13 bank nasional dan bank asing.

Baca juga: 

Peneliti IWGFF, Marius Gunawan mengatakan, capaian ini didorong oleh penguatan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta perbaikan sistem internal perbankan dalam negeri.

"Untuk papan atas, dari nilai 84 ke atas ada Panin, Mandiri, BCA, BNI, BRI, Danamon, BSI, SMBC, dan CIMB Niaga. Lalu untuk papan tengah dari (skor) 82,3 ke 84,5, di situ ada OCBC, DBS dan Permata. Untuk yang bawah ada Citibank jadi kami bisa melihat bahwa ada pergeserannya dari sejak 2018," kata Marius di Jakarta Timur, Senin (15/12/2025).

Dia merincikan, skor pengelolaan risiko, sektor ekonomi prioritas berkelanjutan, dan peningkatan kapasitas serta kepemimpinan kolaboratif Bank Panin adalah 20 dari angka maksimal 20. Skor tata kelola lingkungan sosial dan pelaporan 15 per 20.

"Sebenarnya yang paling menonjol dari Panin adalah mereka secara eksplisit mengungkapkan bahwa mereka juga menggunakan indikator untuk persetujuan dari masyarakat. Setiap investasi, mereka ingin tahu juga apakah masyarakat mendukung proyek yang diinvestasikan," jelas Marius. 

Baca juga: 

Ada kesenjangan antara komitmen dan praktik di lapangan

Peneliti IWGFF, Marius Gunawan, menjelaskan soal peringkat ESG perbankan, Senin (15/12/2025). KOMPAS.com/ZINTAN Peneliti IWGFF, Marius Gunawan, menjelaskan soal peringkat ESG perbankan, Senin (15/12/2025).

Dalam tujuh tahun terakhir, lanjut Marius, bank-bank di dalam negeri juga memperbaiki sistem ESG di samping pemberlakuan regulasi. Selain itu, keberlanjutan menjadi strategi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menarik investor.

Namun, laporan Indeks Investasi Hijau III 2025 menyoroti adanya kesenjangan antara komitmen dan praktik di lapangan.

IWGFF menemukan sejumlah pembiayaan perbankan yang masih mengalir ke aktivitas yang merusak lingkungan, khususnya di Jambi, Gorontalo, dan Kalimantan Timur. 

"Dalam monitoring lapangan di tiga daerah itu kami temukan bahwa justru masih ada perusahaan-perusahaan, investasi-investasi di lapangan yang juga didukung oleh perbankan yang justru dikategorikan sebagai merusak lingkungan," tutur Marius.

Salah satu penyebabnya, penyusunan laporan keberlanjutan yang lebih berorientasi pada kebutuhan investor. Dengan demikian, laporan tersebut belum sepenuhnya mencerminkan kondisi nyata di lapangan.

"Tentu saja ini menjadi tantangan bagaimana supaya laporan yang ada di sustainable development dan laporan tahunan itu benar-benar sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan," ucap dia.

Baca juga: Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
KLH Identifikasi Hutan di Aceh Dibuka untuk Sawit dan Tambang Ilegal
KLH Identifikasi Hutan di Aceh Dibuka untuk Sawit dan Tambang Ilegal
Pemerintah
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau