Bagi MMP, keterlibatan SDM dalam negeri menjadi tulang punggung operasional harian sekaligus mencerminkan kapasitas nasional yang terus berkembang.
MMP juga memiliki program pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal melalui pelatihan green operator bagi 250 calon tenaga kerja.
Tak sampai di situ, MMP pun memiliki komitmen untuk menyerap hingga 1.000 tenaga kerja dalam negeri.
“Orang-orang kami semua berpengalaman dan dari dalam negeri. Sebagian besar proses desain dan rekayasa dilakukan oleh insinyur Indonesia yang telah berpengalaman di industri nikel. Jadi, alatnya boleh dari luar, tapi desain dan arah teknis tetap ditentukan oleh orang lokal,” kata Dadik.
Sebagai perusahaan yang berada di bawah naungan MMSGI, grup usaha yang memiliki aspirasi menjadi yang terbaik di bidang energi dan properti dengan prinsip berkelanjutan, komitmen terhadap tanggung jawab lingkungan dan sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari operasional MMP.
Sejak awal, prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) diterapkan sebagai bagian dari desain operasional.
Bagi MMP, praktik keberlanjutan dijalankan bukan hanya sebagai kewajiban administratif, tetapi sebagai prinsip kerja harian yang diterapkan di setiap lini.
Salah satu wujud implementasinya ditunjukkan MMP melalui penggunaan pasokan listrik dari jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang didukung oleh renewable energy certificate (REC) sejak 2022.
REC adalah sertifikat energi hijau atau sertifikat energi terbarukan yang dapat digunakan untuk mengklaim konsumsi listrik dari sumber energi baru terbarukan (EBT), seperti surya, angin, atau air.
Melalui penggunaan REC, MMP secara serius membuktikan komitmen mereka untuk memerangi perubahan iklim global dan mendukung proyek-proyek EBT di Indonesia.
Baca juga: Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam
Selain REC, efisiensi konsumsi bahan bakar yang digunakan MMP untuk proses pembakaran dan peleburan nikel juga berhasil ditingkatkan hingga 10 persen.
Kemudian, desain teknis smelter juga mampu menekan emisi gas rumah kaca hingga 50 persen dibandingkan metode konvensional.
Semua teknologi yang digunakan dalam proses produksi itu dinilai lebih efisien secara energi dan mampu menekan emisi jika dibandingkan dengan metode peleburan lain yang lebih intensif terhadap lingkungan.
“Operasional kami sejak awal memang diarahkan untuk sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Bukan simbolik, tapi memang komitmen,” tegas Dadik.
Dadik menambahkan, seluruh proses produksi nikel di MMP juga mengikuti standar internasional, termasuk penerapan IFC Performance Standards dan kelengkapan sistem manajemen keselamatan serta lingkungan yang ketat.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya