Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KADIN: Keberlanjutan Bukan Beban, Tapi Daya Saing Baru bagi Industri

Kompas.com - 13/06/2025, 17:10 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mengatakan bahwa keberlanjutan tidak lagi bisa dilihat sebagai beban tambahan. Di tengah ketatnya kompetisi global, prinsip keberlanjutan justru menjadi kunci baru untuk meningkatkan daya saing industri nasional.

“Hal-hal praktis seperti efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan pengurangan emisi bisa menjadi keunggulan untuk bersaing di pasar,” kata Anthony Utomo, Ketua Komite Tetap Energi Baru dan Terbarukan KADIN, dalam konferensi pers refleksi lima tahun program Climate Solution Partnership (CSP), Kamis (12/6/2025), di Jakarta.

Menurut Anthony, transisi energi di sektor industri bukan lagi konsep abstrak. Langkah-langkah menuju operasional yang lebih berkelanjutan kini menjadi keharusan. Terlebih, kondisi ekonomi global yang penuh tekanan membuat pelaku industri perlu mencari cara baru untuk bertahan.

Baca juga: Dukung SDGs, Santika Indonesia Hotels & Resorts Hadirkan “Spirit of Sustainability”

“Industri yang menjalankan operasional secara berkelanjutan bisa mendapat keunggulan kompetitif. Ini bukan hanya soal tanggung jawab lingkungan, tapi strategi bisnis,” ujarnya.

KADIN saat ini bekerja sama dengan CSP, sebuah inisiatif lima tahun (2021–2025) yang digagas oleh HSBC, World Resources Institute (WRI), dan WWF. Tujuannya untuk mempercepat aksi iklim di sektor industri, sekaligus membuka peluang ekonomi hijau.

“CSP telah membantu banyak sektor industri menyusun strategi keberlanjutan, menetapkan target net zero, dan membangun kapasitas menuju transisi energi,” kata Anthony.

Ia menyebut bahwa program ini tidak hanya menyasar pelaku usaha skala kecil dan menengah. Dari industri tekstil seperti PT Pan Brothers hingga gas industri seperti PT Samator Gas, perusahaan-perusahaan tersebut disebut sudah menjalankan transisi energi demi memenuhi tuntutan pasar global.

“Dengan CSP, pelaku industri jadi memiliki nilai kompetitif untuk masuk ke pasar yang lebih besar dan selektif,” ujarnya.

Senada Managing Director WRI Indonesia sekaligus perwakilan CSP, Arief Wijaya, mengatakan bahwa transisi energi merupakan fondasi untuk pertumbuhan ekonomi ke depan.

Baca juga: AHY Beberkan Prioritas Pembangunan Keberlanjutan, dari Sanitasi hingga Energi Bersih

“Meningkatnya permintaan global terhadap produk dan jasa berkelanjutan adalah peluang besar. Kalau bisa dimanfaatkan, ini akan menopang pertumbuhan ekonomi, terutama ekonomi hijau,” katanya.

Oleh sebab itu, selama lima tahun terakhir, Arif mengatakan bahwa CSP telah memberikan pendampingan teknis serta membangun kolaborasi lintas sektor dari pelaku usaha hingga pemerintah.

“Untuk meningkatkan daya saing sekaligus menjaga bumi dari krisis iklim, kita tidak bisa berjalan sendiri,” pungkas Arief.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
LSM/Figur
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Pemerintah
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Pemerintah
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
BUMN
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Pemerintah
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
LSM/Figur
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
LSM/Figur
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
BUMN
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
Pemerintah
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Pemerintah
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Swasta
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Swasta
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Pemerintah
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Pemerintah
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau