Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung SDG's, Santika Indonesia Hotels & Resorts Hadirkan “Spirit of Sustainability”

Kompas.com, 3 Mei 2025, 11:36 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Santika Indonesia Hotels & Resorts berkomitmen membentuk budaya berkelanjutan melalui program Spirit of Sustainability bagi seluruh karyawan.

Pembukaan dari program tersebut dilakukan serentak di lebih dari 50 kota di Indonesia pada 25 April 2025 sebagai peringatan Hari Bumi. Acara utamanya berupa pengaktifan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di The Anvaya Beach Resort, Bali.

Corp Marcomm Manager Santika Indonesia Hotels & Resorts, Prita Gero, mengatakan hal itu untuk mendorong Sustainability Development Goals (SDG's) di Indonesia.

Menurut dia, perkembangan SDG's di Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan sejak diadopsi pada 2015. Berbagai kebijakan dan program strategis telah diterapkan untuk mencapai 17 tujuan global tersebut dengan target pencapaian 100 persen di 2030.

Baca juga: Trump Hentikan USAID, Proyek Terkait SDG di Indonesia Terdampak

Prita mencatat, Indonesia mencapai 62,5 persen dari total target SDGs yang dapat dievaluasi. Dengan sisa waktu lima tahun menuju 2030, Indonesia terus berupaya mempercepat pencapaian SDG's melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

"Menjawab ajakan pemerintah dalam menyukseskan program ini, Santika Indonesia Hotels & Resorts juga ikut serta berpartisipasi untuk membantu mempercepat total target SDG Indonesia," ujar Prita dalam keterangannya, Sabtu (3/5/2025).

Dalam kesempatan ini, Gubernur Bali, Wayan Koster, menginformasikan bahwa Bali akan menjadi daerah wisata hijau yang peduli akan kelestarian alam dan juga budaya.

Adapun Spirit of Sustainability tidak hanya melalui pemasangan PLTS yang saat ini digunakan di delapan unit milik perusahaan, tetapi juga dengan program lainnya.

Baca juga: Melalui SDG Academy Indonesia, Tanoto Foundation Tingkatkan Kompetensi Pemda

 Kata Prita, program lainnya ialah Santika Sahabat Bumi di mana Santika Indonesia menghadirkan gerakan mengumpulkan sampah di seluruh jaringan penginapannya hingga 4,4 ton.

"Upaya yang diberlakukan untuk mencapai angka tersebut adalah dengan membagi 40 kilogram sampah ke seluruh hotel, mulai dari Amaris Hotel, Kampi Hotel, Hotel Santika, Hotel Santika Premiere, The ANVAYA, The Kayana & The Samaya, dan dilakukan setiap bulannya hingga akhir tahun 2025," papar Prita.

Selain itu, perusahaan menerapkan penggunaan amenities yang 100 persen bebas plastik, penggunaan green architecture design dengan lebih banyak area terbuka pada hotel-hotelnya, regenerative tourism, hingga daur ulang sampah.

Kemudian, membangun unit hotel di kota-kota kelas dua dan kelas tiga untuk membuka lapangan kerja yang lebih baik, dan mengurangi kemiskinan, serta menanamkan budaya berkelanjutan bagi seluruh karyawannya.

Baca juga: Konsumen dan Investor akan Semakin Kritis terhadap Sustainability Washing

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau