Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Kecamatan di Muara Enim Dinyatakan Rawan Karhutla

Kompas.com - 24/06/2025, 14:32 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Editor

KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) memetakan sebanyak 19 kecamatan di daerah tersebut rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau panjang.

Kepala Pelaksana BPBD Muara Enim, Abdurrozieq Putra di Muara Enim, Selasa (24/6/2025), mengatakan, menghadapi musim kemarau panjang tahun ini pihaknya telah menetapkan status siaga karhutla.

Penetapan status tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Muara Enim Nomor 359/KPTS/BPBD/2025 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Bencana Hidrometeorologi Kering Karhutla di wilayah setempat.

Hal itu sejalan dengan surat BMKG Sumatera Selatan Nomor e.B/KL.01.00/027/KPLG/III/2025 tanggal 18 Maret 2025 yang menyatakan bahwa puncak musim kemarau di wilayah Sumsel diprediksi berlangsung mulai Juni-Agustus 2025.

Dalam penetapan status tersebut pihaknya telah memetakan sebanyak 19 kecamatan di daerah itu rawan terjadi karhutla.

Baca juga: Menteri LH Minta Industri Sawit Berkoordinasi untuk Mitigasi Karhutla

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Daerah rawan karhutla tersebut meliputi Kecamatan Muara Belida, Gelumbang, Lawang Kidul, Tanjung Agung, Belida Darat, Kelekar, Lembak, Lubai, Lubai Ulu, dan Rambang.

Kemudian, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Belimbing, Gunung Megang, Ujan Emas, Benakat, Panang Enim, Semende Darat Ulu, Semende Darat Tengah, dan Semende Darat Laut.

Dia menjelaskan, daerah-daerah ini dipetakan rawan terjadi karhutla karena masih banyak terdapat lahan gambut dan organik serta dekat dengan lokasi pertambangan yang mudah terbakar saat kemarau panjang melanda.

Terkait hal itu, masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan yang dapat memicu terjadinya karhutla seperti membuka lahan pertanian dengan cara dibakar karena berpotensi menimbulkan bencana kabut asap.

Sebagai upaya penanggulangan, pihaknya mengaktifkan kembali posko di setiap kecamatan di Kabupaten Muara Enim yang diisi oleh personel BPBD dibantu masyarakat peduli api untuk siaga memantau titik panas yang berpotensi menimbulkan karhutla.

"Posko penanggulangan bencana ini diaktifkan kembali agar peristiwa karhutla dapat ditanggulangi sedini mungkin," ujarnya seperti dikutip Antara.

Baca juga: Kemarau Basah, Karhutla 2025 Minimal Harus Serendah 2022

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau