Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Misinformasi Iklim Disebarkan Elit, Korporasi, dan Orang Pintar

Kompas.com - 24/06/2025, 12:39 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Misinformasi perubahan iklim kerap kali dianggap bersumber dari pihak penyangkal iklim, mereka yang tidak terekspos pesan, dan yang kurang berpendidikan.

Namun, laporan International Panel on the Information Environment (IPIE) yang berbasis analisis sistematis lebih dari 300 publikasi ilmiah menunjukkan sebaliknya.

Misinformasi perubahan sengaja disebarkan oleh mereka yang berpendidikan dan kreatif menyusun pesan yang pada akhirnya menguntungkan pihaknya sendiri.

Menurut laporan IPIE yang terbit pada Juni 2025 tersebut, pihak-pihak tersebut utamanya adalah korporasi besar, lembaga pemerintahan, serta partai politik.

Laporan itu menunjukkan bahwa taktik penyebaran misinformasi iklim berubah dari sekadar menyangkal menjadi secara strategis berusaha skeptis terhadap perubahan iklim.

Contoh, manakala seorang ilmuwan menyampaikan manfaat ekonomi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, pihak lain berupaya mendiskreditkan dan mempertanyakan manfaat ekonomi tersebut. 

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Contoh lain, laporan menyebut, perusahaan bahan bakar fosil berupaya melakukan greenwashing pada jejak karbon mereka. 

Misinformasi perubahan iklim menyebar lewat media tradisional maupun media sosial, menarget siapa pun audiens-nya.

Baca juga: Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi

Meski demikian, pihak yang berperan sebagai pengambil kebijakan merupakan target utama misinfornasi perubahan iklim tersebut.

Untuk menarget pengambil kebijakan, misinformasi bukan hanya disebarkan via pesan-pesan umum seperti berita dan posting media sosial.

Misinformasi juga disebarkan lewat konferensi ilmiah, laporan keberlanjutan, policy brief hingga beragam forum networking.

Laporan menyebut bahwa penyebaran misinformasi secara sistematis itu mendisrupsi upaya mengatasi perubahan iklim.

Apa yang perlu dilakukan menjadi kabur. Langkah strategis akhirnya menemui jalan buntu. Upaya untuk mengatasi krisis iklim pun jadi lambat.

IPIE mengusulkan 4 langkah strategis untuk menyelesaikannya. Pertama, standardisasi laporan keberlanjutan atau emisi karbon.

Kedua, langkah strategis memonitor klaim keberlanjutan oleh korporasi maupun pemerintah. Sayangnya, kini langkah ini pun sulit dilakukan.

Ketiga, memperkuat komunitas yang bisa membantah klaim-klaim atau misinformasi perubahan iklim yang disebarkan korporasi dan lembaga pemerintahan.

Terakhir, meningkatkan literasi media dan sains publik. Diharapkan, publik bisa mempertanyakan ragam pesan salah yang disebarkan.

Baca juga: Komisi Eropa Berencana Batalkan Penyusunan Regulasi Anti-Greenwashing

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau