KOMPAS.com - Laporan terbaru dari International Hydropower Association (IHA) menunjukkan adanya momentum global yang kuat dalam pengembangan energi air.
Pendorong utama momentum ini, menurut laporan, berasal dari peningkatan pembangkit listrik tenaga air pompa (pumped storage hydropower/PSH).
Sebagai informasi PSH adalah jenis pembangkit listrik tenaga air yang dapat menyimpan energi.
Ketika ada kelebihan listrik dari sumber lain, misalnya, dari panel surya atau turbin angin saat produksi tinggi, listrik tersebut digunakan untuk memompa air ke reservoir yang lebih tinggi.
Kemudian, saat listrik dibutuhkan air dilepaskan kembali melalui turbin untuk menghasilkan listrik. Sistem ini sangat penting untuk menyeimbangkan jaringan listrik dengan energi terbarukan.
Mengutip Power Engineering International, Selasa (1/7/2025), berdasarkan laporan berjudul '2025 World Hydropower Outlook' yang dirilis pada 25 Juni 2025, pada tahun lalu, kapasitas pembangkit listrik tenaga air yang baru dipasang di seluruh dunia mencapai 24,6 Gigawatt.
Artinya, pada tahun 2024, jumlah listrik yang dihasilkan dari pembangkit tenaga air di seluruh dunia meningkat sebesar 10 persen dan totalnya mencapai 4.578 Terawatt-jam.
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam produksi energi listrik bersih dari sumber tenaga air.
Baca juga: Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton
Data peningkatan kapasitas dan produksi listrik tenaga air menunjukkan pemulihan yang kuat dari kondisi rendah yang diakibatkan oleh kekeringan pada tahun sebelumnya.
Dan menurut laporan, penambahan kapasitas global tersebut mencakup pembangkit listrik tenaga air pompa (PSH) yang mengalami pertumbuhan yang sangat besar dan signifikan secara global.
Penambahan kapasitas PSH mencapai 8,4 GW, meningkatkan total kapasitas global menjadi 189 GW.
Hal ini menandakan tren percepatan, di mana laju penambahan PSH dalam dua tahun terakhir hampir berlipat ganda, sehingga rata-rata lima tahunan naik drastis menjadi 6 GW per tahun, jauh di atas rata-rata 2-4 GW per tahun selama dua dekade sebelumnya.
Peran PSH pun yang semakin penting sebagai solusi penyimpanan energi di tengah pertumbuhan energi terbarukan.
Laporan juga menyoroti pada akhir tahun 2024, potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga air di seluruh dunia sangat besar, mencapai lebih dari 1.075 Gigawatt.
Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 8 persen dari tahun sebelumnya, menandakan pertumbuhan yang kuat.
Dari total potensi tersebut, sekitar 600 GW adalah proyek PSH, sementara 475 GW adalah proyek tenaga air konvensional.
Lebih lanjut, pertumbuhan pesat di sektor tenaga air, baik dalam bentuk PSH maupun hidro konvensional, terjadi karena dua alasan utama.
Pertama adalah meningkatnya kebutuhan dan dorongan untuk solusi penyimpanan listrik serta peran pembangkit listrik tenaga air konvensional dalam menyediakan energi bersih yang stabil dan berkontribusi pada pembangunan sistem energi yang rendah karbon secara keseluruhan.
"Seiring dengan terus tumbuhnya pasar energi terbarukan, tenaga air penyimpanan pompa memainkan peran yang makin penting dalam memastikan fleksibilitas dan stabilitas sistem," ungkap Eddie Rich, CEO IHA.
Baca juga: China Akan Miliki PLTA Terbesar di Dunia, Kalahkan Rekornya Sendiri
"Pada saat yang sama, bagi banyak wilayah, peningkatan tenaga air konvensional tetap menjadi prioritas untuk mencapai tujuan iklim dan pembangunan global. Dalam menghadapi meningkatnya volatilitas iklim, kita harus membangun tidak hanya sistem energi bersih, tetapi juga sistem yang tangguh," tambahnya.
Sementara itu, dalam hal pengembangan tenaga air di berbagai wilayah, China tetap menjadi yang terdepan atau pemimpin.
Pada tahun 2024, China menambahkan kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 14,4 Gigawatt.
Dari 14,4 GW kapasitas yang ditambahkan China, lebih dari 7,2 GW adalah PSH.
Penambahan kapasitas ini berada di jalur yang tepat dalam mencapai tujuan China yakni untuk mencapai 120 Gigawatt kapasitas PSH pada 2030.
Tahun 2024 juga tahun yang sangat penting atau bersejarah bagi energi terbarukan di Eropa karena kombinasi dari hidro, angin, dan surya menjadi sumber utama pasokan listrik di Uni Eropa
Kinerja ini didorong oleh curah hujan yang luar biasa tinggi sehingga produksi listrik dari tenaga air melonjak hingga mencapai 680 Terawatt-jam (TWh). Angka ini adalah yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.
Sedangkan Afrika juga tengah mengalami lonjakan signifikan dalam penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga air pada tahun 2024, melebihi dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Meskipun tenaga air sudah menyumbang 20 persen dari listrik benua, potensi pengembangannya masih sangat besar, dengan hanya sekitar 11 persen dari total potensi 600 GW yang sudah dimanfaatkan.
Munculnya gelombang baru proyek, terutama yang digerakkan oleh pengembang swasta, menunjukkan masa depan yang cerah untuk energi hidro sebagai bagian krusial dari sistem energi Afrika yang berkembang.
Baca juga: Ironi Energi: Emisi Pecahkan Rekor meskipun Energi Terbarukan Melonjak
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya