Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danone Dorong Tanggung Jawab Kolektif Atasi Sampah Plastik

Kompas.com - 01/07/2025, 11:03 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Dibanding menitikberatkan tanggung jawab hanya kepada produsen (EPR), pengelolaan sampah di Indonesia akan lebih berdampak jika semua punya tanggung jawab (ESR).

Hal itu disampaikan oleh Jeffri Ricardo, Sustainable Packaging Circularity Senior Manager AQUA-Danone dalam acara Greenpeace Indonesia "Multistakeholder Forum: Implementasi Peta Jalan Pengurangan Sampah" pada Senin (30/6/2025).

Ia mengatakan, di negara-negara maju, pengelolaan sampah berjalan baik karena semua pihak terlibat dan merasa bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan.

“Dari segi pemerintah, lingkungan setempat, komunitas, brand-brand sudah mengambil peran masing-masing. Jadi, ada pengembangan teknologi bank sampah daur ulang, ada orang yang bertanggung jawab mengumpulkan material sampahnya dan ada manajemen pembiayaan pelaksanaannya yang bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Jeffri.

Namun, meski ekosistem semacam ini ideal untuk diterapkan di Indonesia, kenyataannya masih sulit dilakukan. Menurut Jeffri tantangannya adalah biaya pelaksanaannya.

Baca juga: Segenap Gerakan Kolektif Warga Jakarta Utara Kelola Sampah

“Kalau biaya pelaksanaanya terlalu tinggi, enggak akan terasa dampaknya karena prosesnya pasti tidak akan serempak,” kata Jeffri.

Dari sisi regulasi, Jeffri menilai pemerintah sudah cukup aktif mengeluarkan aturan dan beberapa regulasi sedang direvisi agar lebih sesuai dengan kondisi di lapangan, termasuk regulasi tentang peta jalan pengurangan sampah plastik oleh produsen.

Namun, ia menekankan bahwa hambatannya bukan pada jumlah aturan, tetapi pada kejelasan penerapannya.

“Masalahnya adalah aturan ini mengikat ke siapa dan apa konsekuensinya kalau tidak dipatuhi, itu belum jelas saat ini,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Jeffri menyoroti pentingnya mengawal proses revisi agar aturan benar-benar bisa menanggulangi persoalan limbah, termasuk agar aturan tentang produsen harus memiliki peta jalan pengelolaan sampah bisa benar-benar di patuhi banyak pihak.

“Insentif dan disinsentif sekarang ini enggak ada yang clear. Itu juga yang menyebabkan banyak pihak belum ikut melaksanakan regulasi yang ada,” tambah Jeffri.

Ia mencontohkan, perusahaan yang tidak menerapkan prinsip daur ulang seharusnya dikenai biaya penalti, sementara yang sudah mulai menggunakan plastik daur ulang, meski baru satu persen, perlu diberi insentif agar dapat mendorong terciptanya tanggung jawab bersama (ESR).

Baca juga: Indonesia dan Uni Emirat Arab Berkolaborasi Tangani Sampah Plastik Sungai

Selain itu, menurut Jeffri, salah satu solusi tambahan untuk produsen adalah membentuk Packaging Recovery Organization (PRO), organisasi yang berfokus pada peningkatan pengumpulan dan daur ulang kemasan bekas produk.

PRO berperan penting dalam ekonomi sirkular dan ini dinilai dapat berjalan lancar apabila berbasis pada pendanaan bersama dan memiliki standar akuntabilitas yang jelas.

Di sisi lain, Danone sendiri sudah memulai langkah-langkah untuk mendukung semangat ESR dengan tiga pendekatan utama: pengumpulan sampah, inovasi produk, dan edukasi.

Dalam hal pengelolaan sampah, Danone bekerja sama dengan Eleanor MacArthur Foundation serta menerapkan prinsip-prinsip peta jalan pengurangan plastik. Jeffri juga menyebut adanya kolaborasi dengan TPS dan start-up dalam mengelola sampah plastik dari perusahaannya.

Dari sisi inovasi produk, Danone juga telah memproduksi minuman dalam botol kaca yang bisa digunakan ulang, meski saat ini masih terbatas di restoran dan kafe di Bali. Selain itu, penggunaan plastik daur ulang di produk-produk Danone saat ini telah mencapai 25 persen.

Jeffri mengatakan bahwa pihaknya akan terus berinovasi untuk mendorong produk-produk yang kemasannya bisa digunakan kembali (reuse) atau bisa diisi ulang kembali (refill), seperti produk galon air mineral saat ini.

Baca juga: Lewat Label Kota Kotor, KLH Dorong Perbaikan Pengelolaan Sampah

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLTA Dunia Kembali Menggeliat, Didorong Pompa Penyimpan Energi
PLTA Dunia Kembali Menggeliat, Didorong Pompa Penyimpan Energi
LSM/Figur
Ancaman Krisis Besar di Balik Kasus Tesso Nilo
Ancaman Krisis Besar di Balik Kasus Tesso Nilo
Pemerintah
Greenpeace: Baru 50 dari 5000 Produsen Setor Peta Jalan Pengurangan Sampah
Greenpeace: Baru 50 dari 5000 Produsen Setor Peta Jalan Pengurangan Sampah
LSM/Figur
Tambang Ganggu Ekosistem Terumbu Karang, Ancam Ikan Napoleon
Tambang Ganggu Ekosistem Terumbu Karang, Ancam Ikan Napoleon
LSM/Figur
Danone Dorong Tanggung Jawab Kolektif Atasi Sampah Plastik
Danone Dorong Tanggung Jawab Kolektif Atasi Sampah Plastik
Swasta
Kurangi Plastik Virgin, Unilever Bikin Inovasi Kemasan Reuse
Kurangi Plastik Virgin, Unilever Bikin Inovasi Kemasan Reuse
Swasta
Kemenkes: 53 Juta Siswa SD-SMA Akan Dapat Skrining Kesehatan Gratis
Kemenkes: 53 Juta Siswa SD-SMA Akan Dapat Skrining Kesehatan Gratis
Pemerintah
Pemerintah Pulihkan 401 Hektare Lahan yang Ditanami Sawit di Tesso Nilo
Pemerintah Pulihkan 401 Hektare Lahan yang Ditanami Sawit di Tesso Nilo
Pemerintah
Bukan Saat SD, Krusialnya Tumbuh Kembang Anak Berada di Usia Ini…
Bukan Saat SD, Krusialnya Tumbuh Kembang Anak Berada di Usia Ini…
LSM/Figur
Raih Proper Hijau Berturut-turut, Jababeka Jadi Kawasan Industri dengan Predikat Tertinggi
Raih Proper Hijau Berturut-turut, Jababeka Jadi Kawasan Industri dengan Predikat Tertinggi
Swasta
Dukung Pendidikan Digital di Wilayah 3T, PT Surveyor Indonesia Hadirkan Lab Komputer Keliling
Dukung Pendidikan Digital di Wilayah 3T, PT Surveyor Indonesia Hadirkan Lab Komputer Keliling
Swasta
Ikut Lestarikan Lingkungan, Peruri Serahkan Bibit Pohon ke Pemkab Karawang
Ikut Lestarikan Lingkungan, Peruri Serahkan Bibit Pohon ke Pemkab Karawang
BUMN
Taktik Eropa Capai Target Iklim 2040: Beli Kredit Karbon dari Negara Berkembang
Taktik Eropa Capai Target Iklim 2040: Beli Kredit Karbon dari Negara Berkembang
Pemerintah
Bentuk Karakter Anak, Dosen IPB Ajarkan 'Ecology Funnel' bagi Para Guru dan Tenaga Pendidik
Bentuk Karakter Anak, Dosen IPB Ajarkan "Ecology Funnel" bagi Para Guru dan Tenaga Pendidik
Pemerintah
Menteri LH: Juli 2025, Pemprov DKI Harus Operasikan RDF Rorotan
Menteri LH: Juli 2025, Pemprov DKI Harus Operasikan RDF Rorotan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau