Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

498 Kasus Karhutla, Baru 1060 dari 2590 Perusahaan Siap Menghadapinya

Kompas.com, 6 Juli 2025, 08:10 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Lingkungan Hidup mencatat, hingga 1 Juli 2025, terdapat 382 titik panas dan 498 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai provinsi, termasuk Kalimantan Timur.

Meskipun angka ini menurun 59 persen dibandingkan tahun 2024, pemerintah menilai potensi risiko kebakaran masih tinggi, terutama di wilayah rawan seperti lahan gambut.

Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa pemerintah akan memperkuat pengendalian kebakaran lahan (karla) sebagai bagian dari upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Salah satu langkah yang diambil adalah mendorong kepala daerah untuk memverifikasi kesiapan sarana, prasarana, sumber daya manusia, dan pendanaan dari para pemrakarsa usaha.

“Sanksi administrasi berupa paksaan pemerintah akan diterapkan bagi yang tidak memenuhi standar, dan sanksi pidana jika ketentuan administratif tersebut tetap tidak dijalankan,” ujar Hanif dalam keterangannya, Sabtu (5/7/2025).

Baca juga: Kebakaran Sebabkan 6,7 Juta Hektar Hutan Tropis Hilang pada 2024

Hanif mengatakan lima penyebab utama karla adalah pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan, konflik tenurial, keberadaan lahan tidur, ketidakhadiran pemilik lahan, serta aktivitas ilegal dan penyebaran api dari wilayah lain. Kondisi ini diperparah oleh musim kemarau dan masih digunakannya pembakaran dengan dalih tradisi lokal.

Ia juga menyoroti lemahnya pencegahan di sektor usaha. Berdasarkan data 2015-2024, terdapat 79 areal Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan perkebunan yang mengalami kebakaran, dengan total luas mencapai sekitar 42.476 hektar.

“Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pemrakarsa usaha, khususnya di sektor kelapa sawit, belum menjalankan upaya maksimal dalam mencegah karla,” ujar Hanif.

Sebagai respons, pemerintah memperkuat koordinasi dengan pelaku usaha. Bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), KLH/BPLH menggelar Rapat Konsolidasi Lapangan Kesiapsiagaan Pengendalian Karhutla. Forum ini menjadi ruang untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam menekan potensi kebakaran.

Hanif menegaskan bahwa keterlibatan dunia usaha krusial dalam mencegah kebakaran lahan, pencemaran lingkungan dan menjaga ketahanan pangan serta energi. Namun, dari 2.590 perusahaan yang telah disurati, baru 1.060 yang melaporkan kesiapsiagaan mereka.

Baca juga: Waspada Meningkatnya Kebakaran Hutan dan Lahan

Meski demikian, ia mengapresiasi langkah Gapki yang mewakili lebih dari 300 perusahaan di Kalimantan dalam memperkuat sistem deteksi dini kebakaran, menyiapkan sarana pemadaman, dan meningkatkan kapasitas personel tanggap darurat.

Sebagai bagian dari penguatan infrastruktur pengendalian, Hanif juga meresmikan pembangunan Kantor Pusat Pengendalian Lingkungan (Pusdal) di Kalimantan. Fasilitas ini dirancang sebagai pusat koordinasi regional dan pengambilan keputusan untuk penanganan isu lingkungan hidup.

Di akhir keterangannya, Hanif menegaskan bahwa KLH/BPLH akan terus memperkuat kerja sama lintas sektor dan penguatan sistem pengendalian lingkungan, terutama di wilayah rawan bencana ekologi seperti Kalimantan, sebagai bagian dari komitmen menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Pemerintah
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
LSM/Figur
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Swasta
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Pemerintah
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau