Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kusta Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia, Stigma Hambatan Utama Eliminasinya

Kompas.com, 5 Juli 2025, 11:03 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia masih menempati posisi ketiga tertinggi di dunia sebagai negara dengan jumlah kasus kusta, setelah India dan Brazil.

Meski secara medis pengobatan kusta sudah tersedia, tantangan terbesar kini terletak pada bagaimana sistem kesehatan nasional dapat secara inklusif, adil, dan berkelanjutan menghapus stigma dan ketimpangan yang masih melingkupi penyintas.

Sebagai bagian dari upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan), Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kusta 2025–2027, yang kini dalam proses revisi dan perpanjangan menjadi 2025–2030.

Menurut Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, pemerintah berupaya menurunkan kasus kusta melalui sejumlah intervensi yang mengedepankan keterlibatan masyarakat dan penguatan sistem layanan.

“Yang pertama menggerakkan masyarakat untuk sama-sama melakukan pencegahan, penurunan kasus, dan penguatan pengobatan,” ujar Ina dalam media briefing menuju 22nd International Leprosy Congress, Jumat (4/7/2025).

Baca juga: Cek Kesehatan Gratis Masuk Desa, Periksa 133 Warga di Cipelah

Di sisi layanan, Ina menyebut adanya peningkatan kapasitas sistem melalui pelatihan daring dan pemanfaatan platform Pelantaran Sehat. Pemerintah juga memperluas akses laboratorium kesehatan masyarakat dan mengintegrasikan data kusta ke dalam sistem informasi nasional Satu Sehat, guna meningkatkan keterpaduan data dan respons antar-lini layanan.

Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan, Kementerian Kesehatan menggandeng mitra internasional seperti WHO dan lembaga seperti Habibi Center, serta mulai menerapkan strategi mandatory screening di fasilitas kesehatan di lima wilayah dengan angka kasus tinggi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Sampang, dan Kota Jayapura, lima wilayah yang menyumbang sekitar 10 persen dari total kasus nasional.

Selain itu, program kusta juga diintegrasikan dengan layanan pengobatan tuberkulosis (TBC) untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan layanan. Pemerintah mulai memberikan obat pencegahan (profilaksis) serta pemeriksaan kesehatan gratis di daerah-daerah tersebut.

Faktor geografis dan kondisi cuaca yang tidak menentu selama ini masih menjadi kendala dalam deteksi dan pelaporan kasus.

“Komitmen pemerintah daerah yang masih rendah untuk menanggulangi kasus ini menjadi tantangan lainnya,” jelas Ina.

Baca juga: Kemenkes: 53 Juta Siswa SD-SMA Akan Dapat Skrining Kesehatan Gratis

Stigma terhadap penderita kusta masih menjadi hambatan besar dalam upaya deteksi dan pengobatan.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan turut mendorong penguatan pendekatan sosial melalui pelibatan komunitas penyintas, kader, serta organisasi pemberdayaan untuk penemuan kasus secara aktif.

“Kami juga melakukan pendampingan rehabilitasi pasien melalui kerja sama dengan sejumlah organisasi seperti Sasakawa Foundation,” tambah Ina.

Melalui kolaborasi dengan Sasakawa Foundation, Indonesia juga akan mengikuti International Leprosy Congress di Bali, 7–9 Juli 2025, yang diharapkan menjadi ruang tukar pengetahuan dan kolaborasi lintas negara.

Fokus kongres tersebut adalah mendorong agar penyandang dan penyintas kusta tidak hanya bebas dari penyakit, tapi juga bebas dari stigma sosial yang menyebabkan ketimpangan.

Dalam konteks SDGs, upaya ini menandai pergeseran penting dari pendekatan medis semata ke arah pembangunan kesehatan yang inklusif dan berbasis hak, sejalan dengan prinsip "no one left behind".

Baca juga: Peduli Kesehatan Masyarakat, Viva Apotek Raih Penghargaan CSR Terbaik 2025

Tantangan kusta bukan hanya soal menyembuhkan, tapi memastikan penyintas tidak tertinggal dari sistem jaminan kesehatan, layanan dasar, dan pengakuan sosial yang layak.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau