BMKG juga mulai mengembangkan model-model sendiri seperti MPAS (Model cuaca global) dan Siklontropisme (prediksi badai tropis), tanpa lagi bergantung pada model luar negeri.
Ini menjadi bagian dari upaya membangun kemandirian sistem peringatan dini di Indonesia
Lantas, seberapa akurat prediksi BMKG dengan SMONG saat ini?
Agie menyebut bahwa secara teknis, SMONG dibangun dengan kapasitas komputasi dan resolusi yang lebih tinggi dibanding sistem sebelumnya, sehingga memiliki potensi besar untuk meningkatkan akurasi prakiraan, termasuk dalam jangka menengah seperti tiga hingga sepuluh hari ke depan.
Baca juga: Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Namun demikian, Agie mengatakan bahwa untuk bisa memberikan angka pasti secara kuantitatif soal akurasi prakiraan dalam jangka menengah seperti 3 atau 10 hari ke depan, BMKG perlu melakukan serangkaian uji coba lebih lanjut terhadap performa sistem ini dalam berbagai skenario.
Saat ini, SMONG masih dalam tahap pengujian dan kalibrasi. Sejumlah model seperti MPAS dan HBRF (model probabilistik) sudah mulai dijalankan, termasuk sistem prediksi siklon tropis yang kini dikembangkan secara mandiri.
Meski belum sepenuhnya diterapkan, sejumlah komponennya mulai aktif dan diuji untuk kemudian digunakan secara menyeluruh hingga tingkat desa.
Untuk memastikan SMONG berjalan jangka panjang, BMKG telah membentuk Direktorat Data dan Komputasi yang khusus mengelola sistem ini.
Dari sisi energi, sistem pendingin cair (liquid cooling) digunakan agar konsumsi listrik lebih hemat, hingga 40 persen dibanding sistem konvensional. Bahkan, desain ruangannya sudah disiapkan untuk kapasitas komputasi masa depan hingga 50 petaflop.
Agie mengatakan bahwa SMONG bukan proyek sesaat, tetapi investasi jangka panjang untuk keselamatan masyarakat Indonesia.
Baca juga: AI Bisa Bikin Prakiraan Cuaca dan Iklim Indonesia Detail dan Akurat
BMKG juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan lembaga publik, untuk mendukung pengembangan sistem ini ke depan.
Harapannya, SMONG dapat menjadi tulang punggung prediksi iklim nasional dan perencanaan adaptif di daerah.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya