Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Fitryanti, Akademisi yang Aktif Lindungi Penyu dan Beri Edukasi Masyarakat Papua

Kompas.com, 29 Juli 2025, 21:24 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fitryanti Pakiding, Dosen Universitas Papua, aktif meneliti dan melakukan konservasi terhadap penyu belimbing di Papua Barat Daya. Penyu belimbing adalah spesies penyu berukuran paling besar di dunia yang populasinya kini berstatus kritis.

Kata dia, Taman Pesisir Jeen Womom, di Kabupaten Tambrauw menjadi tempat bertelur penyu terbesar di wilayah pasifik bagian barat. Sebanyak 75 persen dari seluruh populasi penyu belimbing yang ada di wilayah pasifik barat bertelur di pantai tersebut.

"Nah sangat penting bagi kami untuk membantu agar pemulihan populasi bisa terlaksana. Karena statusnya yang sudah sangat kritis menuju langka maka kami berjuang untuk menyelamatkan sarang-sarang penyu," ungkap Fitryanti ditemui usai acara Planetary Guardians di Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).

Baca juga: Pusat Unggulan Dibentuk, Masyarakat Diajak Aktif Jaga Penyu dan Cetacea

Dengan begitu, tim peneliti bisa menetaskan lebih banyak bayi penyu belimbing. Fitryanti menyampaikan bahwa konservasi penyu dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat.

Selain itu, timnya menyediakan informasi sekaligus memonitor kondisi laut dan masyarakat yang hidup di wilayah sekitar konservasi perairan. Mereka juga banyak melakukan penelitian melalui pemantauan sosial dan ekologi di Bentang Laut Kepala Burung, Papua.

Kawasan tersebut kaya akan biodiversitas, dan merupakan jantung dari segitiga terumbu karang.

"Kami berusaha untuk menjaga pelestarian daripada sumber daya alam yang kita miliki. Tetapi tidak melupakan kesejahteraan masyarakat yang hidup di atasnya," jelas Fitryanti

"Sehingga konservasi tidak dilihat sebagai upaya yang melarang pemanfaatan sumber daya alam, tetapi yang mendorong pemanfaatan sumber daya alam dengan lebih berkelanjutan," imbuh dia.

Baca juga: Sederet Ancaman Penyu dan Cetacea, Aktivitas Manusia Sebab Utamanya

Program selanjutnya ialah meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan lingkungan, termasuk isu sampah dan krisis iklim. Tak hanya dewasa, mereka turut mengedukasi anak-anak. 

"Program kami itu bertujuan untuk mendiseminasikan informasi yang diperlukan masyarakat sehingga mereka bisa berpartisipasi dalam upaya konservasi," tutur dia.

Atas dedikasinya, Fitryanti meraih penghargaan Indigenous Peoples Scientist dari Planetary Guardians.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Pemerintah
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
LSM/Figur
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Swasta
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau