KOMPAS.com - Studi dari Universitas Michigan menemukan infrastruktur transportasi menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup harimau.
Temuan tersebut disimpulkan setelah mempelajari dan memprakirakan dampak perluasan jalan dan rencana pembangunan rel kereta api di Taman Nasional Chitwan, Nepal.
Dengan menggunakan model simulasi canggih, peneliti menyelidiki bagaimana pesatnya pembangunan infrastruktur transportasi dapat memengaruhi populasi harimau di masa depan.
Dikutip dari Eureka Alert, Kamis (19/6/2022) studi tersebut kemudian menyimpulkan jalan dan rel kereta api dapat meningkatkan kematian hewan, mengganggu habitat, dan memperburuk ancaman lain terhadap keanekaragaman hayati.
Baca juga: Dampak Berlapis Karhutla, Bunuh Harimau dan Hanguskan Habitatnya
Para peneliti menganalisis apa yang akan terjadi pada harimau di masa depan jika mereka mati akibat tabrakan dengan kendaraan atau akibat berkurangnya mangsa di dekat infrastruktur transportasi.
“Kami menemukan bahwa jalan dan rel kereta api akan meningkatkan kematian harimau secara drastis, karena harimau akan sering bertemu dengan kendaraan dan kereta api saat berpatroli di wilayah mereka,” ungkap penulis utama Neil Carter, asisten profesor di Fakultas Lingkungan dan Keberlanjutan, Universitas Michigan.
“Rata-rata, dalam model kami, kematian harimau di sepanjang jalan raya dan rel kereta api akan mengurangi populasi harimau dari sekitar 130 ekor menjadi hanya 50 ekor dalam periode 20 tahun,” paparnya.
Penurunan tersebut itu jelas mengkhawatirkan.
Baca juga: Ahli IPB: Hukum yang Kurang Bertaring Sebab Harimau Sumatera Kian Terdesak
Berdasarkan hasil model ini, para peneliti mendesak para perencana lahan, peneliti, dan pengembang untuk memanfaatkan perencanaan Smart Green Infrastructure.
Misalnya dengan penataan ulang jalan raya dan rel kereta api untuk menghindari habitat harimau yang kritis dan mengurangi volume dan kecepatan lalu lintas untuk meminimalkan dampak terhadap keanekaragaman hayati harimau dan mangsanya.
“Masih banyak yang harus dipelajari tentang dampak jalan raya dan rel kereta api terhadap perilaku dan populasi harimau. Tetapi kami pikir penggunaan model seperti yang kami miliki dapat membantu mendorong pembangunan konservasi yang ramah harimau,” tambah Carter.
Studi berjudul “Forecasting effects of transport infrastructure on endangered tigers: a tool for conservation planning,” diterbitkan daring pada 17 Mei di jurnal PeerJ.
Baca juga: Dampak Berlapis Karhutla, Bunuh Harimau dan Hanguskan Habitatnya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya