Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Indonesia Harimau Terancam Karhutla, di Nepal Ancamannya Proyek Kereta

Kompas.com - 29/07/2025, 19:31 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi dari Universitas Michigan menemukan infrastruktur transportasi menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup harimau.

Temuan tersebut disimpulkan setelah mempelajari dan memprakirakan dampak perluasan jalan dan rencana pembangunan rel kereta api di Taman Nasional Chitwan, Nepal.

Dengan menggunakan model simulasi canggih, peneliti menyelidiki bagaimana pesatnya pembangunan infrastruktur transportasi dapat memengaruhi populasi harimau di masa depan.

Dikutip dari Eureka Alert, Kamis (19/6/2022) studi tersebut kemudian menyimpulkan jalan dan rel kereta api dapat meningkatkan kematian hewan, mengganggu habitat, dan memperburuk ancaman lain terhadap keanekaragaman hayati.

Baca juga: Dampak Berlapis Karhutla, Bunuh Harimau dan Hanguskan Habitatnya

Para peneliti menganalisis apa yang akan terjadi pada harimau di masa depan jika mereka mati akibat tabrakan dengan kendaraan atau akibat berkurangnya mangsa di dekat infrastruktur transportasi.

“Kami menemukan bahwa jalan dan rel kereta api akan meningkatkan kematian harimau secara drastis, karena harimau akan sering bertemu dengan kendaraan dan kereta api saat berpatroli di wilayah mereka,” ungkap penulis utama Neil Carter, asisten profesor di Fakultas Lingkungan dan Keberlanjutan, Universitas Michigan.

“Rata-rata, dalam model kami, kematian harimau di sepanjang jalan raya dan rel kereta api akan mengurangi populasi harimau dari sekitar 130 ekor menjadi hanya 50 ekor dalam periode 20 tahun,” paparnya.

Penurunan tersebut itu jelas mengkhawatirkan.

Baca juga: Ahli IPB: Hukum yang Kurang Bertaring Sebab Harimau Sumatera Kian Terdesak

Berdasarkan hasil model ini, para peneliti mendesak para perencana lahan, peneliti, dan pengembang untuk memanfaatkan perencanaan Smart Green Infrastructure.

Misalnya dengan penataan ulang jalan raya dan rel kereta api untuk menghindari habitat harimau yang kritis dan mengurangi volume dan kecepatan lalu lintas untuk meminimalkan dampak terhadap keanekaragaman hayati harimau dan mangsanya.

“Masih banyak yang harus dipelajari tentang dampak jalan raya dan rel kereta api terhadap perilaku dan populasi harimau. Tetapi kami pikir penggunaan model seperti yang kami miliki dapat membantu mendorong pembangunan konservasi yang ramah harimau,” tambah Carter.

Studi berjudul “Forecasting effects of transport infrastructure on endangered tigers: a tool for conservation planning,” diterbitkan daring pada 17 Mei di jurnal PeerJ.

Baca juga: Dampak Berlapis Karhutla, Bunuh Harimau dan Hanguskan Habitatnya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Konsistennya Warga Badui Jaga Kawasan Hutan dan sumber mata air
Konsistennya Warga Badui Jaga Kawasan Hutan dan sumber mata air
LSM/Figur
Maskapai Global Berkolaborasi untuk Kembangkan Avtur Berkelanjutan
Maskapai Global Berkolaborasi untuk Kembangkan Avtur Berkelanjutan
Swasta
Cuaca Ekstrem Meningkat, Australia Komitmen Pangkas Emisi Karbon 62 Persen
Cuaca Ekstrem Meningkat, Australia Komitmen Pangkas Emisi Karbon 62 Persen
Pemerintah
Krisan Valerie Sangari Bangun Platform untuk Donasi Tepat Sasaran ke Panti Asuhan
Krisan Valerie Sangari Bangun Platform untuk Donasi Tepat Sasaran ke Panti Asuhan
Pemerintah
Badan PBB Ingatkan Perubahan Iklim Bakal Terus Picu Banjir dan Badai
Badan PBB Ingatkan Perubahan Iklim Bakal Terus Picu Banjir dan Badai
Pemerintah
Kemdiktisaintek-ESDM Dorong Kemandirian Energi RI lewat PLTS 100 GW
Kemdiktisaintek-ESDM Dorong Kemandirian Energi RI lewat PLTS 100 GW
Pemerintah
MIND ID Dorong Ekonomi Sirkular, dari Kelola Sampah hingga Kembangkan Peternakan
MIND ID Dorong Ekonomi Sirkular, dari Kelola Sampah hingga Kembangkan Peternakan
BUMN
Simpan Satwa Dilindungi Secara Ilegal, Pria di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara
Simpan Satwa Dilindungi Secara Ilegal, Pria di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Cegah Stunting, IPB Beri Penyuluhan ke Masyarakat di Cirebon
Cegah Stunting, IPB Beri Penyuluhan ke Masyarakat di Cirebon
Pemerintah
BRIN: 10 Tahun Terakhir Luas Ekosistem Mangrove di Semarang Kian Turun
BRIN: 10 Tahun Terakhir Luas Ekosistem Mangrove di Semarang Kian Turun
Pemerintah
Pembudi Daya Udang di Indonesia Masih Abaikan Sertifikasi CBIB
Pembudi Daya Udang di Indonesia Masih Abaikan Sertifikasi CBIB
Pemerintah
ASRI dan WCI Tanamkan Kesadaran Pentingnya Pilah Sampah ke Generasi Muda
ASRI dan WCI Tanamkan Kesadaran Pentingnya Pilah Sampah ke Generasi Muda
Swasta
Tantangan Baru Brand Mewah: Isu ESG dan Transparansi yang Mendesak
Tantangan Baru Brand Mewah: Isu ESG dan Transparansi yang Mendesak
Pemerintah
Pemerintah Rancang Zonasi untuk Rehabilitasi Mangrove di Indonesia
Pemerintah Rancang Zonasi untuk Rehabilitasi Mangrove di Indonesia
Pemerintah
Microsoft Gelontorkan 6 Miliar Dolar AS Demi Komputasi AI Berbasis Energi Terbarukan
Microsoft Gelontorkan 6 Miliar Dolar AS Demi Komputasi AI Berbasis Energi Terbarukan
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau