KOMPAS.com - Laporan 'State of Food and Nutrition in the World' (SOFI) 2025 yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa 28 Juli menyebut, kelaparan menimpa hingga 720 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2024, yang setara dengan sekitar 8,2 persen populasi global.
Sementara itu, diperkirakan 2,3 miliar orang di dunia mengalami kerawanan pangan (food insecure), baik dalam tingkat sedang maupun parah.
Angka ini memang membaik dari tahun 2023 dan 2022, namun distribusi kemajuannya tidak seimbang.
Asia masih menjadi benua dengan kasus kurang gizi terbanyak (323 juta), diikuti Afrika (307 juta), dan Amerika Latin dan Karibia (34 juta).
Baca juga: Krisis Air Picu Kelaparan, Retno Marsudi Ungkap 3 Solusinya
Melansir Down to Earth, Senin (28/7/2025), Asia memiliki jumlah orang yang rawan pangan terbanyak, tetapi jika dihitung persentasenya terhadap total populasi di setiap benua, Afrika memiliki persentase penduduk yang rawan pangan lebih tinggi.
Laporan mencatat, kerawanan pangan terus-menerus atau meningkat di beberapa wilayah lain seperti Afrika, dan memperkirakan bahwa lebih dari satu dari lima orang yang tinggal di Afrika menghadapi kelaparan kronis.
Laporan juga menyoroti, meskipun ada beberapa kemajuan baru-baru ini, tingkat kelaparan global pada tahun 2024 masih jauh di atas tingkat pra-pandemi, bahkan lebih tinggi daripada tahun 2015, ketika PBB meluncurkan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Laporan juga melakukan sebuah analisis untuk memproyeksikan berapa banyak orang yang mungkin menghadapi kelaparan pada tahun 2030.
Proyeksi ini didasarkan pada perkiraan yang tersedia dari variabel-variabel mendasar seperti demografi, produktivitas pertanian, dan ekonomi, khususnya prakiraan makroekonomi.
Baca juga: Krisis Iklim di Afrika, 200 Juta Orang Terancam Kelaparan
Menurut proyeksi laporan, sebanyak 512 juta orang atau enam persen dari populasi global, mungkin akan mengalami kurang gizi kronis pada tahun 2030. Hal ini menyoroti tantangan besar dalam mencapai tujuan nol kelaparan.
Namun lagi-lagi, meski diperkirakan ada perbaikan di semua wilayah selama lima tahun ke depan, perbedaan signifikan masih tetap ada.
Pada tahun 2030, sebanyak 60 persen dari orang yang kurang gizi di dunia akan berada di Afrika, di mana 17,6 persen populasinya akan menghadapi kelaparan kronis.
Sementara di Asia, serta di Amerika Latin dan Karibia, prevalensi kurang gizi akan turun di bawah 5 persen.
Laporan SOFI sendiri merupakan laporan tahunan yang disusun oleh lima badan PBB. Laporan ini menyajikan data dan analisis terbaru tentang kelaparan, ketahanan pangan, dan gizi di seluruh dunia. Laporan ini juga memuat kemajuan dalam pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Baca juga: PBB: Bencana Kelaparan Terjadi Akibat Konflik hingga Guncangan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya