Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Konservasi Ungkap Chaos yang Mungkin Terjadi jika Harimau Hilang dari Bumi

Kompas.com, 30 Juli 2025, 19:00 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Harimau memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem sebagai top predator atau pemangsa puncak.

Kehadirannya tidak hanya penting secara ekologis, tetapi juga berdampak terhadap stabilitas iklim dan keberlangsungan hidup manusia.

"Harimau itu top predator, artinya sebagai regulator ekosistem yang utama. Kalau harimau hilang, otomatis yang mengendalikan seluruh rantai makanan di bawahnya juga akan hilang,” ujar Conservation Science and Innovation Specialist WWF Indonesia, Febri Widodo, kepada Kompas.com, Rabu (30/7/2025).

Lebih lanjut, Febri menjelaskan bahwa jika populasi harimau menurun, satwa mangsa seperti babi hutan bisa berkembang tanpa kendali.

Tekanan makan yang berlebihan dari herbivora ini dapat memperlambat regenerasi hutan. Jika vegetasi terganggu, maka siklus ekologis lainnya ikut terdampak, mulai dari suplai air, kualitas tanah, hingga stabilitas iklim lokal.

“Populasi babi hutan dan herbivor lainnya bisa meledak, dan regenerasi hutan jadi melambat. Kalau itu terganggu, maka siklus ekologi ikut terganggu, termasuk suplai air dan dampak terhadap iklim,” jelas Febri.

Gangguan ini berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap manusia, seperti bencana ekologis, krisis air, hingga ketidakstabilan iklim.

Selain perannya dalam rantai makanan, harimau juga dikenal sebagai umbrella species. Perlindungan terhadap harimau otomatis ikut melindungi satwa dan ekosistem lain dalam bentang alam yang sama.

“Ketika kita melakukan intervensi untuk melindungi harimau, itu otomatis juga melindungi seluruh lingkaran yang ada di bawah home base-nya harimau itu,” ujarnya.

Baca juga: BKSDA Aceh Beri Panduan Cegah Konflik Manusia dengan Harimau Sumatera

Semakin luas habitat yang dilindungi, semakin besar pula perlindungan terhadap keanekaragaman hayati.

Keseimbangan ekosistem yang dijaga oleh harimau juga berkaitan langsung dengan fungsi hutan tropis sebagai penyimpan karbon dan penghasil oksigen utama.

Stabilitas iklim global sangat bergantung pada keberlangsungan hutan tropis, yang tidak bisa dipisahkan dari keberadaan satwa liar seperti harimau.

“Kalau kita berbicara iklim di dunia ini, kita berbicara siklus semua yang terjadi di udara. Baik itu polutannya maupun oksigennya, semuanya bergantung pada hutan. Dalam hal ini hutan tropis,” jelas Febri.

Ketika harimau sebagai regulator ekosistem hilang, stabilitas hutan ikut terganggu. Akibatnya, kemampuan hutan menyerap karbon menurun, yang memperparah pemanasan global. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu krisis iklim seperti kekeringan berkepanjangan atau bencana cuaca ekstrem.

Baca juga: Hari Harimau Sedunia, Pengawasan dan Pelestarian Ekosistem Makin Urgent

Febri mengatakan bahwa contoh keberhasilan konservasi harimau dapat ditemukan di lanskap Rimbang-Baling, Sumatera bagian tengah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
BrandzView
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Pemerintah
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
LSM/Figur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
LSM/Figur
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau