Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Konsumtif ke Produktif, Cara Membangun Budaya Keberlanjutan Sejak Dini

Kompas.com, 4 Agustus 2025, 09:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam era digital yang sarat distraksi, tantangan keberlanjutan tak hanya soal infrastruktur hijau, tapi juga tentang mengubah budaya konsumsi menjadi produktif sejak dini.

Hal ini disoroti dalam Webinar “Ngulik” ke-4 yang digagas oleh Indonesian Society of Sustainability Professionals (IS2P) berkolaborasi dengan KG Media dan LestariSummit dengan mengangkat tema: "Dari Konsumtif ke Produktif: Membangun Budaya Keberlanjutan Sejak Dini".

Maria Advenita, Center for Sustainability Manager Universitas Multimedia Nusantara mengatakan bahwa kita saat ini hidup di tengah realitas buatan dalam platform digital, bukan atas kebutuhan diri kita sendiri.

Baca juga: Lestari Forum, Bahas Ekosistem Investasi hingga “Sustainability Reporting”

“Platform digital tidak sekadar menyajikan informasi. Ia menangkap perhatian, memonetisasi minat, dan mendorong kita bereaksi tanpa refleksi. Dalam satu menit, emosi kita bisa berubah enam kali, sayangnya kita tidak sempat berhenti sejenak dan berefleksi,” ujar Maria dalam keterangan resminya, Sabtu (2/8/2025).

Ia menegaskan pentingnya mindful consumption sebagai praktik sadar yang mempertimbangkan dampak konsumsi terhadap diri, orang lain, dan lingkungan.

Nadia Andayani, Strategy Director Impacthink turut menyoroti fenomena konsumerisme di kalangan muda yang lahir di era For Your Page, dan sangat dipengaruhi oleh algoritma, tekanan sesama teman, hingga tren viral.

“Banyak anak muda yang mendukung isu keberlanjutan secara prinsip, tapi tidak secara tindakan. Ada jurang besar antara nilai dan aksi. Ini yang disebut dengan value–action gap,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nadia juga menyinggung paradoks konsumsi berkelanjutan di mana produk ‘hijau’ seperti tumbler justru menjadi simbol status baru yang dikoleksi tanpa digunakan, sehingga memperpanjang siklus konsumsi yang tidak perlu.

Melalui gerakan literasi dan edukasi transformasional, IS2P mendorong pendekatan yang tidak melarang atau mendikte, melainkan menyadarkan.

Maria menegaskan hal ini bukan soal larangan, tapi membantu generasi muda untuk memilih secara sadar di tengah kebisingan. Tidak dengan cara memberi tahu, tapi memberi contoh perilaku.

Ia mencontohkan bahwa di kampus tempat ia mengajar, bukan hanya dirinya yang mengingatkan mahasiswa untuk membawa botol minuman sendiri. Namun, sebaliknya mahasiswa- pun mengingatkan dosen bila membeli minuman berbotol plastik.

Sedangkan Nadia mengingatkan perlunya mengubah mindset ke arah yang produktif ketimbang tetap mempertahankan budaya konsumtif.

Baca juga: Tips Awak JKT48 Hadapi Diskon Tanggal Kembar agar Tak Konsumtif

Beberapa contoh Nadia sampaikan, misalnya, daripada memberi hadiah barang baru kepada anak, lebih baik memberi-nya hadiah dengan nonton film bersama atau membuat sesuatu bersama.

Ketimbang stres lalu belanja di mall, lebih bermanfaat jika menghilangkan stres dengan olahraga, atau menulis.

Sementara itu, Dimas Fikhriadi, GM Sustainability KG Media, menyatakan bahwa tantangan keberlanjutan terletak pada literasi yang rendah dan preferensi audiens digital yang masih condong ke konten berita, sains dan hiburan.

Data Kompas menunjukkan kanal bertema keberlanjutan hanya menarik 0,3 persen pengguna, dibandingkan 36,6 persen untuk kanal berita dan 18,8 persen untuk tekno. Kemudian 48 persen pengguna juga tidak paham tentang keberlanjutan.

Namun, peluang tetap terbuka. Survei tersebut juga menyatakan bahwa 39 persen responden menyatakan bahwa mereka mau membeli produk ‘hijau’ asalkan harganya terjangkau, dan 27 persen mau membeli dengan harga lebih.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Pemerintah
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Pemerintah
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
LSM/Figur
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
LSM/Figur
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
LSM/Figur
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
LSM/Figur
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
BUMN
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
LSM/Figur
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau