JAKARTA, KOMPAS.com - Ikan merupakan bahan pangan yang paling efisien dari segi struktur konsumsi dan produksi sumber protein hewani.
Karenanya, mengonsumsi ikan perlu diprioritaskan karena lebih bergizi dan ramah lingkungan ketimbang hewan ruminansia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy mengatakan dari segi nutrisi, ikan menjadi sumber protein terbesar yang mengandung omega 3.
Baca juga: Konsumsi Ikan Teri Secara Luas Mampu Cegah 750.000 Kematian pada 2050
"Selama ini, ikan telah memberikan penghidupan bagi nelayan dan masyarakat Indonesia. Maka, Visi Indonesia Emas 2045 menyertakan laut sebagai sumber kekayaan yang perlu dijaga untuk kehidupan umat manusia," ujarnya Rabu (5/8/2025).
Menurutnya, sumber protein ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, selain itu, babi, tidak lebih efisien jika dibandingkan dengan ikan.
Karenanya, dalam lima tahun ke depan, pelaksanaan Asta Cita diarahkan pada pengembangan ekonomi biru. Menurut Rachmat, pengembangan Blue Food sangat relevan bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Di sisi lain, permintaan protein meningkat hingga 70% seiring dengan pertumbuhan penduduk secara global.
Konsumsi ikan secara global juga mengalmi kenaikan dari 9,1 kg per kapita pada 1961, menjadi 20,7 kg per kapita di tahun 2002. Konsumsi ikan secara global juga diproyeksikan naik menjadi 21,2 kg per kapita pada 2032.
Baca juga: Bappenas: Potensi Filantropi Rp 600 T, Penting untuk Capai SDGs
Karenanya, dia mengingatkan masyarakat untuk turut berkontribusi dalam menjaga laut Indonesia.
"Lautan indonesia bukan hanya harus dilindungi oleh orang Indonesia, tetapi harus dilindungi oleh masyarakat dunia," ucapnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya