Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

261 Gajah Hidup di Way Kambas, Konservasi Berlanjut di Tengah Ancaman

Kompas.com - 06/08/2025, 09:00 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 261 gajah sumatera hidup di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, Sumatera Selatan. Kepala Balai TNWK, MHD Zaidi, memerinci populasi gajah liar diperkirakan mencapai sekitar 160-180 ekor pada 2024.

Sementara, gajah captive di Pusat Latihan Gajah (PLG) dan Elephant Respon Unit (ERU) sekitar 61 ekor.

"Populasi gajah liar di TNWK cenderung stabil bahkan menunjukkan tren positif. Berkat upaya konservasi yang terintegrasi, termasuk patroli intensif, perlindungan habitat, serta dukungan dari masyarakat dan mitra konservasi," ujar Zaidi saat dihubungi, Selasa (5/8/2025).

Dia menjelaskan, ada dua jenis gajah yang dikonservasi di TNWK yakni gajah liar dan gajah captive yang berada di PLG serta ERU. Sejauh ini, pihaknya tengah menghitung kembali populasi gajah menggunakan teknologi fecal DNA.

Baca juga: 90.000 Hektare, Lahan HTI Prabowo Bisa Dukung Konservasi Gajah dengan Pengelolaan Baik

"Yang diharapkan memberikan gambaran lebih akurat dan komprehensif tentang jumlah serta sebaran gajah di TNWK," papar Zaidi.

"Upaya konservasi berbasis data ilmiah ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak untuk memastikan masa depan gajah sumatera tetap terjaga," imbuh dia.

Di sisi lain, Zaidi tak menampik tantangan konservasi gajah berkaitan dengan manusia. Konflik gajah dan manusia, perburuan, hingga rusaknya habitat menjadi kendala utama.

Lainnya, pendanaan dan sumber daya manusia terbatas untuk patroli, pengawasan, dan pengelolaan habitat. Tantangan terakhir, perubahan iklim yang berpengaruh pada ketersediaan air maupun sumber makanan.

"Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, mitra NGO, dan akademisi, tantangan ini dapat diatasi secara bertahap melalui pendekatan konservasi partisipatif," ucap Zaidi.

Baca juga: Gajah Dianggap Teman oleh Mamalia Hutan, Kepunahannya Picu Kerusakan

Selain itu, pihaknya melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan ekowisata berbasis lanskap dan gajah. Wisata edukatif, interpretasi gajah liar, dan pelatihan pemandu lokal dilakukan di sejumlah lokasi penyangga TNWK.

"Keterlibatan masyarakat ini tidak hanya membantu mengurangi tekanan terhadap kawasan, tetapi juga menciptakan jejaring sosial yang mendukung konservasi jangka panjang," tutur dia.

Zaidi menilai, hal ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis lanskap, yang menggabungkan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi merupakan strategi penting menjaga kelestarian gajah sumatera sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menilik Peran Sawit dalam Gaya Hidup Modern Berkelanjutan
Menilik Peran Sawit dalam Gaya Hidup Modern Berkelanjutan
BrandzView
Batang Toru dan Ujian Keberlanjutan di Sumatra Utara
Batang Toru dan Ujian Keberlanjutan di Sumatra Utara
LSM/Figur
Sejarawan: Masalah Krisis Iklim Dimulai Sekitar 200 Tahun Lalu
Sejarawan: Masalah Krisis Iklim Dimulai Sekitar 200 Tahun Lalu
Pemerintah
Ahli Ungkap Sidik Jari Genetik Penyu, Penting untuk Kompas Konservasi
Ahli Ungkap Sidik Jari Genetik Penyu, Penting untuk Kompas Konservasi
Pemerintah
Jaga Populasi, TN Way Kambas Gencarkan 'Breeding' Gajah Sumatera
Jaga Populasi, TN Way Kambas Gencarkan "Breeding" Gajah Sumatera
Pemerintah
261 Gajah Hidup di Way Kambas, Konservasi Berlanjut di Tengah Ancaman
261 Gajah Hidup di Way Kambas, Konservasi Berlanjut di Tengah Ancaman
Pemerintah
Ecoton Ungkap Mikroplastik Kiriman Ancam Kesehatan Bayi di Jawa Timur
Ecoton Ungkap Mikroplastik Kiriman Ancam Kesehatan Bayi di Jawa Timur
LSM/Figur
Bappenas: Potensi Filantropi Rp 600 T, Penting untuk Capai SDGs
Bappenas: Potensi Filantropi Rp 600 T, Penting untuk Capai SDGs
Pemerintah
Sisa 87 Ekor dan Cuma Ada di Indonesia, Badak Jawa di Ujung Kepunahan
Sisa 87 Ekor dan Cuma Ada di Indonesia, Badak Jawa di Ujung Kepunahan
Pemerintah
Plastik Bikin Boncos, Kerugiannya Tembus 1,5 Triliun Dolar AS
Plastik Bikin Boncos, Kerugiannya Tembus 1,5 Triliun Dolar AS
LSM/Figur
Luncurkan Inovasi Data Center Modular, GSPE Tegaskan Komitmen untuk Indonesia yang Lebih Hijau dan Terhubung
Luncurkan Inovasi Data Center Modular, GSPE Tegaskan Komitmen untuk Indonesia yang Lebih Hijau dan Terhubung
Swasta
Vatikan Berambisi Jadi Negara Netral Karbon Pertama lewat Ladang Surya
Vatikan Berambisi Jadi Negara Netral Karbon Pertama lewat Ladang Surya
Pemerintah
RI-Australia Rilis Fitur Jalur Dekarbonisasi Bus Listrik
RI-Australia Rilis Fitur Jalur Dekarbonisasi Bus Listrik
Pemerintah
Bus Makin Modern tetapi Belum Inklusif, Perempuan dan Disabilitas Terpinggirkan
Bus Makin Modern tetapi Belum Inklusif, Perempuan dan Disabilitas Terpinggirkan
LSM/Figur
Musim-Musim Baru Bermunculan karena Kerusakan Lingkungan, Apa Dampaknya?
Musim-Musim Baru Bermunculan karena Kerusakan Lingkungan, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau