Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Ikan Teri Secara Luas Mampu Cegah 750.000 Kematian pada 2050

Kompas.com - 15/04/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Menurut penelitian terbaru, apabila banyak orang mengonsumsi ikan-ikan kecil menggantikan daging merah, dapat mencegah 750.000 kematian pada 2050.

Penelitian tersebut dilakukan para peneliti dari Jepang serta Australia dan di jurnal BMJ Global Health, sebagaimana dilansir Medical Daily, Rabu (10/4/2024).

Konsumsi ikan-ikan kecil seperti herring, sarden, dan ikan teri juga berpotensi menurunkan prevalensi kecacatan yang disebabkan oleh penyakit terkait pola makan.

Baca juga: 1 dari 3 Bayi di Indonesia Kurang Makan Daging, Telur, dan Ikan

Sedangkan konsumsi daging merah dan daging olahan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes, kanker usus, dan penyakit arteri koroner.

Untuk diketahui, penyakit-penyakit tersebut menyumbang sekitar 70 persen kematian global pada 2019.

Para peneliti menyampaikan, ikan-ikan kecil tersebut kaya akan DHA dan EPA yang dapat mencegah penyakit jantung koroner, serta kaya akan kalsium dan vitamin B12.

"(Ikan-ikan) itu juga memiliki jejak karbon paling rendah dibandingkan sumber makanan hewani lainnya," tulis para peneliti dalam siaran pers.

Baca juga: Ikan Pari Jawa Dinyatakan Punah, Aktivitas Manusia Jadi Penyebabnya

Meski demikian, tiga perempat hasil tangkapan ikan-ikan kecil tersebut digiling menjadi tepung ikan dan minyak ikan.

Para peneliti menyampaikan, konsumsi ikan-ikan kecil tersebut sangat bermanfaat bagi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Pasalnya, jenis ikan tersebut harganya terjangkau dan berlimpah. Selain itu, beban penyakit tidak menular seperti jantung di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah sangat besar.

Analisis menunjukkan, mengalokasikan seluruh ikan kecil ke wilayah dengan konsumsi ikan terendah, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, akan mengurangi beban penyakit global dengan lebih efektif.

Ketika konsumsi ikan-ikan kecil meluas, hal ini memberikan manfaat kesehatan masyarakat yang besar, khususnya dalam hal mengurangi terjadinya penyakit jantung koroner.

Baca juga: Sungai Amazon Mengering Parah, Ribuan Ikan Mati, Masyarakat Terancam

"Secara global, pendekatan ini dapat mencegah setengah juta hingga 750.000 kematian akibat penyakit terkait pola makan, khususnya jantung koroner, pada 2050," tulis para peneliti.

Mereka menambahkan, konsumsi ikan-ikan kecil juga mencegah 8–15 juta orang hidup dengan disabilitas, yang sebagian besar adalah terkonsentrasi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Meskipun pasokan ikan yang terbatas tidak akan cukup untuk menggantikan semua daging merah, penelitian ini merekomendasikan peningkatan konsumsi ikan per kapita harian hingga mendekati tingkat yang direkomendasikan yaitu 40 kkal di sebagian besar negara.

Di sisi lain, ancaman perubahan iklim dan penangkapan ikan yang berlebihan dapat menghalangi terwujudnya manfaat kesehatan dari ikan-ikan kecil tersebut.

Para peneliti menambahkan, butuh koordinasi dan aksi lintas sektoral untuk menyediakan ikan-ikan kecil yang mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat.

Baca juga: Stok Ikan Menurun Akibat Alat Tangkap Tak Ramah Lingkungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Pemerintah
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
Pemerintah
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Pemerintah
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
LSM/Figur
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
Pemerintah
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Pemerintah
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter 'Water Mist'
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter "Water Mist"
Pemerintah
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Pemerintah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Swasta
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Pemerintah
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Swasta
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Pemerintah
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau