Kompas.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa program-program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dalam setahun ke depan akan sangat bergantung pada peran filantropis.
"Program Presiden Prabowo dalam waktu satu tahun ke depan berkaitan erat dengan apa yang dilakukan filantropis kita, mengatasi lapar dan kelaparan, mengatasi persoalan kesehatan, mengatasi persoalan pendidikan dasar, bahkan mengatasi persoalan yang paling mendasar, yaitu air bersih," ujar Rachmat dalam acara Budaya dan Ekosistem Filantropi untuk Dampak yang Lebih Baik; Membuka Potensi Filantropi untuk SDGs dan Agenda Iklim yang disiarkan melalui akun YouTube Perhimpunan Filantropi Indonesia, Senin (4/8/2025).
Menurut Rachmat, kontribusi filantropi sangat penting untuk menciptakan keadilan dan kemakmuran. Ia menekankan bahwa berbagai permasalahan global yang kini terjadi tidak bisa lagi diselesaikan oleh negara sendirian, melainkan membutuhkan sinergi dari para filantropis.
Baca juga: Peran Penting Filantropi dalam Transformasi Ekosistem Pendidikan Indonesia
Ia mencontohkan bencana-bencana besar yang terjadi di berbagai belahan dunia, seperti kebakaran di Amerika Serikat, banjir di Jerman, hingga mencairnya es di Kutub Utara. Semua itu, kata dia, tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu pemerintah.
Rachmat mengingatkan bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) bukan sekadar tanggung jawab Indonesia atau para pelaku filantropi lokal, melainkan persoalan umat manusia secara global.
"Yah memang kita harus bersama-sama membangun Indonesia dengan cara yang baru. Cara yang oleh dunia juga diakui bersama SDGs," tuturnya.
Bappenas sendiri mencatat potensi filantropi di Indonesia bisa menembus angka lebih dari Rp 600 triliun. Potensi ini datang dari berbagai sumber, mulai dari perusahaan-perusahaan hingga lembaga-lembaga berbasis agama. Dalam konteks Islam, misalnya, terdapat kontribusi besar dari zakat dan waqaf.
Dalam kesempatan tersebut, Rachmat juga membagikan pengalaman pribadinya. Ia mengaku tumbuh dan berkembang berkat bantuan seorang filantropis. Saat masih kecil, ia sempat menempuh pendidikan di Persatuan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) yang dimiliki oleh Pendeta Siagian.
"Jadi, sebenarnya filantropis Indonesia sudah membangun dirinya dan membangun untuk Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Peran Filantropi Bangun Ketahanan Pangan dari Desa
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya