KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), didukung Tuna Consortium dan Cisco, resmi meluncurkan E-Logbook Penangkapan Ikan Versi 3 (V3) di Nusa Dua, Bali, Senin (6/10/2025).
Peluncuran yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono ini menjadi tonggak penting dalam transformasi tata kelola perikanan nasional menuju sistem digital yang transparan dan akurat.
E-Logbook V3 menghadirkan fitur identifikasi jenis ikan secara digital, pelacakan lokasi rumpon secara presisi, serta perekaman posisi kapal otomatis. Sistem ini menutup celah data pada kapal berizin daerah yang belum terhubung dengan Vessel Monitoring System (VMS).
“Penerapan E-Logbook V3 dapat memberikan data kegiatan penangkapan ikan yang akurat. Nantinya seluruh kapal penangkap ikan bisa mengimplementasikan penggunaan E-Logbook V3 ini, sehingga kita bisa mengetahui seberapa besar jumlah penangkapan ikan bahkan bisa menghitung sejujurnya seberapa besar stok potensi ikan kita,” terang Sakti Wahyu Trenggono.
Ia menambahkan, transformasi digital dalam pendataan perikanan mendukung lima program prioritas KKP, terutama penangkapan ikan terukur berbasis kuota.
Baca juga: Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Sejak 2018, KKP telah memperkenalkan E-Logbook berbasis Android yang terbukti meningkatkan kepatuhan nelayan. Kini, versi terbaru dilengkapi teknologi kecerdasan buatan (AI) FishFace dari YKAN yang mampu mengidentifikasi ikan secara otomatis.
“Pengelolaan perikanan yang berkelanjutan tidak bisa dilakukan sendiri. Kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan mitra pembangunan seperti YKAN menjadi kunci. Inovasi FishFace adalah contoh nyata bagaimana teknologi kecerdasan buatan dapat mendukung sistem E-Logbook nasional,” jelas Lotharia Latif, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP kepada Kompas.com.
Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP Syahril Abd Raup menegaskan pentingnya digitalisasi dalam menjaga sumber daya laut.
“Kita tidak bisa lagi mengelola laut dengan cara konvensional. Dengan inovasi teknologi yang diintegrasikan dengan kecerdasan buatan, akan membantu memastikan setiap ikan yang ditangkap bisa dikenali dan tercatat secara real-time,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman, menyebut teknologi ini akan memperkuat basis data perikanan.
“Melalui teknologi ini, data hasil tangkapan dapat tercatat lebih akurat dan transparan sehingga mendukung perumusan kebijakan berbasis sains,” ujarnya.
Integrasi E-Logbook V3 dan FishFace menandai langkah nyata transformasi digital perikanan Indonesia. Dengan dukungan multipihak, inovasi ini diharapkan memperkuat keberlanjutan sumber daya ikan sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan dan daya saing produk perikanan di pasar global.
Baca juga: Setelah 20 Tahun, WTO Resmi Larang Subsidi Perikanan Ilegal dan Merusak
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya