Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat

Kompas.com, 8 Oktober 2025, 08:38 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Institute for Essential Services Reform (IESR) mendesak pemerintah dan PLN melakukan reformasi menyeluruh terhadap proses pengadaan energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini dinilai penting untuk mengatasi berbagai hambatan dalam percepatan transisi energi di Indonesia.

Saat ini, salah satu skema pengadaan EBT yang dijalankan PLN adalah melalui Produsen Listrik Swasta (Independent Power Producer/IPP). Namun, adopsi energi terbarukan dinilai masih lambat karena proses pengadaannya belum transparan dan belum memiliki lini masa yang terstruktur dengan baik.

Pada tahap perencanaan, pengadaan EBT perlu memperhitungkan kemampuan sistem tenaga listrik dalam menerima pasokan energi dari pembangkit EBT serta dampaknya terhadap biaya pokok pembangkitan (BPP). Sementara itu, pada tahap pra-lelang dan lelang, pengembang yang ingin berpartisipasi wajib masuk ke dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT).

Selain menanggung risiko, para pengembang juga harus membiayai studi kelayakan sejak awal proses. IESR menilai kompetisi yang sehat sangat penting dan mendorong lebih banyak pengembang ikut serta dalam pengadaan EBT. Karena itu, proses masuk DPT harus dibuat lebih terbuka dan transparan.

“Indonesia belum punya kalender pengadaan proyek energi terbarukan dalam periode tertentu (multiyear). Hal ini membuat pengembang dan pasar sulit mempersiapkan diri,” ujar Koordinator Transisi Sistem Ketenagalistrikan IESR, Dwi Cahya Agung Saputra, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025).

Lebih lanjut, Dwi menyebut masih banyak hambatan pada tahap pasca lelang, seperti keterlambatan konstruksi akibat perizinan lahan, tumpang tindih tata ruang, hingga penolakan masyarakat lokal.

Baca juga: Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir

Rekomendasi

Untuk mengatasi hal tersebut, IESR menyampaikan tiga rekomendasi utama.

1. Perbaikan proses perencanaan

IESR menekankan pentingnya transparansi dan partisipasi publik dalam penyusunan maupun revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Proses ini harus melibatkan PLN, IPP, dan pemerintah daerah agar perencanaan lebih akuntabel dan inklusif.

2. Reformasi mekanisme pengadaan

IESR mendorong penerapan jadwal tetap pembaruan DPT yang transparan dan diawasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu, perlu disusun kalender lelang nasional yang memberi kesempatan bagi pengembang baru dan startup energi bersih, dengan klasifikasi peserta berdasarkan aset dan pengalaman.

3. Penguatan peran PLN

IESR mengusulkan pembentukan entitas khusus atau anak perusahaan PLN sebagai offtaker dan pelaksana pengadaan khusus EBT. PLN juga diharapkan dapat mendelegasikan proyek berskala kecil (di bawah 10 megawatt/MW) kepada unit perwakilan di daerah atau pemerintah pusat melalui skema feed-in tariff nasional.

Indonesia menargetkan penambahan kapasitas energi terbarukan sebesar 269 gigawatt (GW) dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025–2060, atau rata-rata sekitar 10,1 GW per tahun selama 35 tahun ke depan.

Sebagai tindak lanjut, PLN menerbitkan RUPTL 2025–2034 dengan target penambahan kapasitas hingga 42,1 GW dari sumber EBT pada 2034. Namun, hingga Agustus 2025, kapasitas pembangkit EBT baru mencapai sekitar 15,2 GW, masih kurang dari satu persen dari potensi teknis energi terbarukan Indonesia yang mencapai 3,66 terawatt (TW).

Kendala lainnya adalah perbandingan biaya antara tarif EBT dan listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang masih disubsidi. Akibatnya, tarif EBT tampak kurang kompetitif di mata investor. Sementara itu, proyek-proyek PLTU yang masih dalam tahap konstruksi tetap dilanjutkan dalam RUPTL terbaru, yang membuat fokus terhadap EBT semakin berat.

Selain itu, kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) pada batubara juga menekan biaya listrik dari PLTU, sehingga terlihat lebih murah dibandingkan energi terbarukan.

Baca juga: IEA: Kapasitas Energi Terbarukan Global Berlipat Ganda pada 2030

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
BrandzView
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Pemerintah
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
LSM/Figur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
LSM/Figur
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau