JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Pertamina Group, dengan kapasitas 25,7 MWp.
Koordinator PLTS Rokan Suadi An'arih Sembiring, mengatakan PLTS Zona Rokan dibangun di tiga lokasi yakni Rumbai, Duri dan Dumai yang menghasilkan listrik bersih hingga 76.237.827 kWh per tahun. Sebagai ilustrasi, pemakaian listrik di rumah besar rata-rata mencapai 10 ribu kWh per tahun.
“PLTS Zona Rokan sebagai yang terbesar di Pertamina Group telah mendukung pengurangan emisi karbon mencapai 78.396 Ton CO2 per tahun. Jumlah ini setara dengan penanaman sekitar 1 juta pohon,” ujar Suadi dalam keterangan resmi, Senin (20/10/2025).
Baca juga: Transisi Energi di Daerah 3T harus Disesuaikan dengan Potensi Sumber Energi Baru
Suadi menambahkan, listrik bersih dari PLTS Zona Rokan digunakan untuk operasional kantor hingga penerangan kompleks perumahan karyawan.
“PLTS Zona Rokan dikelola oleh tim operator yang memiliki kompetensi dan tersertifikasi sehingga menjamin keandalan pasokan secara berkelanjutan,” imbuh Suadi.
Ia menambahkan, penggunaan PLTS di Zona Rokan selain lebih bersih juga lebih efisien. Perkiraan penghematan di Zona Rokan dalam setahun mencapai Rp 50 miliar. Kapasitas PLTS ini akan ditingkatkan, ditargetkan menjadi 55,7 MWp.
“Nantinya energi bersih akan menjadi tulang punggung dalam operasional Zona Rokan untuk mendukung target pengurangan emisi sekaligus swasembada energi nasional,” tandas Suadi.
Analyst II Governance Relation Pertamina NRE, Arif Mulizar mengatakan sebagai motor penggerak bisnis energi bersih di Pertamina Group, Pertamina NRE terus mengembangkan solar panel di seluruh wilayah operasional Pertamina Group.
“Selain Zona Rokan, Pertamina NRE telah membangun solar panel hampir di semua kilang milik Pertamina. Penggunaan energi terbarukan berbasis PLTS sangat cocok dengan musim di Indonesia,” ujar Arif.
Baca juga: Wings Group Pasang PLTS Atap 36 MWp di Delapan Pabrik
Menurut Arif, penggunaan energi terbarukan membutuhkan investasi besar tetapi dengan dukungan insentif bisa mencapai nilai keekonomian.
“Pertamina NRE akan terus mengembangkan energi baru terbarukan dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia seperti PLTS dan panas bumi,” tandas Arif.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya