Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi

Kompas.com - 28/10/2025, 12:43 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA), Fatih Birol mendorong negara-negara kaya mineral kritis seperti Indonesia meningkatkan kapasitas hilirisasi.

Menurut Birol, hadirnya mineral kritis akan mendukung keamanan energi, di samping untuk keperluan berbagai industri strategis lainnya, mulai dari semikonduktor, pertahanan, hingga teknologi drone.

“Mineral kritis diperlukan untuk mendukung keamanan energi, utamanya energi terbarukan,” kata Birol, Selasa (29/10/2025).

Baca juga: Realisasi Investasi Sektor Hilirisasi Rp 150,6 Triliun di Kuartal III-2025

Ia menyoroti rantai pasok global mineral kritis, terutama dalam hal pemurnian dan pemrosesan, saat ini sangat terkonsentrasi di beberapa negara saja, bahkan didominasi oleh satu negara besar di Asia.

Kondisi ini, menurut Birol, menimbulkan risiko besar bagi keamanan energi global. karena itu, penting untuk melakukan diversifikasi.

“Kita perlu diversifikasi dalam sumber energi, mitra dagang, dan perusahaan yang terlibat,” jelas dia.

Karena itu, Birol meminta negara-negara seperti Indonesia yang memiliki sumber daya nikel, kobalt, dan logam tanah memperkuat rantai nilai di dalam negeri.

Ia menegaskan bahwa hanya menambang dan mengekspor bahan mentah adalah pendekatan yang “malas”.

“Kalau Anda hanya menambang dan mengekspor, itu pendekatan yang malas. Jika Anda memurnikan dan memprosesnya di dalam negeri, nilainya bisa naik lima kali lipat,” tegas Birol.

Dengan membangun fasilitas pengolahan di dalam negeri, negara produsen bisa menjual hasilnya dengan harga jauh lebih tinggi sekaligus menciptakan lapangan kerja dan memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok global.

Baca juga: Smelter MMP 100 Persen PMDN, Dorong Hilirisasi Industri Nikel Berbasis ESG

Selain isu hilirisasi, Birol juga menekankan pentingnya arah transisi energi yang jelas dan berkelanjutan.

Menurutnya, setiap negara mungkin memiliki jalur transisi yang berbeda, tetapi tujuannya tetap harus mengarah pada sistem energi yang lebih bersih, aman, dan terjangkau.

“Yang penting adalah arah transisinya. Harus menuju energi yang lebih aman, bersih, dan terjangkau,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, terutama tenaga surya, air, dan panas bumi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IEA: Tak Ada Transisi Energi Tanpa Transmisi yang Andal
IEA: Tak Ada Transisi Energi Tanpa Transmisi yang Andal
Pemerintah
Presiden Prabowo Berpeluang Jadikan Indonesia Pemimpin Transisi Energi lewat Program 100 GW Surya
Presiden Prabowo Berpeluang Jadikan Indonesia Pemimpin Transisi Energi lewat Program 100 GW Surya
LSM/Figur
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
Pemerintah
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
LSM/Figur
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
Pemerintah
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
Swasta
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Pemerintah
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
Pemerintah
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
LSM/Figur
Cerita dari Desa Watulabara di NTT, Merdeka dari Krisis Air
Cerita dari Desa Watulabara di NTT, Merdeka dari Krisis Air
Swasta
Satgas Lingkungan Berkelanjutan Pergubi Arusutamakan Isu Iklim dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
Satgas Lingkungan Berkelanjutan Pergubi Arusutamakan Isu Iklim dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
LSM/Figur
Greenpeace: KTT ke-27 ASEAN Jadi Momentum Hentikan Kabut Asap Lintas Batas
Greenpeace: KTT ke-27 ASEAN Jadi Momentum Hentikan Kabut Asap Lintas Batas
LSM/Figur
Tren Kepunahan Melambat, Tapi Ancaman Aktivitas Manusia Tetap Tinggi
Tren Kepunahan Melambat, Tapi Ancaman Aktivitas Manusia Tetap Tinggi
Pemerintah
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Pemerintah
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau