KOMPAS.com - Green Building atau Bangunan Hijau merupakan konsep pembangunan yang mengedepankan efisiensi sumber daya dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sepanjang siklus hidup bangunan.
Penerapan praktik ramah lingkungan ini sangat krusial, terutama mengingat sektor konstruksi adalah salah satu penyumbang emisi terbesar. Oleh karena itu, industri ini memiliki tanggung jawab besar mengubah cara membangun menjadi lebih efisien, hemat sumber daya, dan ramah lingkungan.
Di Indonesia, langkah menuju konstruksi hijau sejalan dengan upaya nasional mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Guna memperkuat komitmen bersama menuju praktik konstruksi hijau Indonesia, Green Building Council Indonesia (GBCI) menghimpun para pelaku industri dalam ajang "Green Building Contractor Gathering" (23/10/2025).
Acara ini mempertemukan kontraktor, pemilik proyek, konsultan, pemasok material, dan pengembang. Ketua Umum GBC Indonesia, Ignesjz Kemalawarta menegaskan, peran strategis kontraktor.
Menurutnya, kontraktor adalah garda terdepan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, memastikan prinsip hijau benar-benar diterapkan di setiap tahap pembangunan.
"Setiap keputusan teknis di lapangan berpengaruh langsung terhadap pengurangan emisi dan dampak lingkungan,” ujar Ignesjz Kemalawarta.
Dia juga menekankan, keputusan teknis dan operasional dalam proses pembangunan berperan langsung terhadap efisiensi energi, pengelolaan sumber daya, dan pengurangan emisi.
Forum ini juga menjadi ajang berbagi pengalaman dari perusahaan konstruksi terkemuka mengenai penerapan praktik konstruksi hijau di lapangan.
President Director PT Total Bangun Persada, Janti Komadjaja memaparkan pengalaman perusahaan dalam proyek berskala nasional. Pembahasannya meliputi efisiensi penggunaan material hingga strategi pengelolaan limbah yang efektif di lokasi proyek.
Sementara itu, Senior Manager PT PP (Persero) Tbk, Wawan Setiawan memaparkan pendekatan Lean Construction. Pendekatan ini berfokus pada peningkatan efisiensi kerja dan pengurangan limbah, sejalan dengan prinsip keberlanjutan di sektor konstruksi.
GBC Indonesia menegaskan bahwa keberlanjutan dimulai dari tindakan nyata di lapangan. Penerapan prinsip konstruksi hijau menjadi langkah penting untuk memastikan pembangunan nasional bergerak sejalan dengan komitmen menuju masa depan rendah karbon.
Baca juga: Schneider Sediakan 50.000 Data untuk Bantu Profesional Kembangkan Konstruksi Hijau
Konstruksi hijau bukan sekadar konsep, tetapi cara kerja baru yang menuntut kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab bersama di seluruh rantai industri bangunan.
Melalui forum ini, GBC Indonesia mengajak pemangku kepentingan konstruksi untuk menjadikan setiap proyek sebagai bagian dari solusi iklim, sekaligus mendorong lahirnya praktik pembangunan lebih efisien, tangguh, dan berorientasi keberlanjutan jangka panjang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya