KOMPAS.com - Indonesia menghadapi tantangan pola konsumsi yang kian tidak berkelanjutan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), Indonesia menghasilkan 70,6 juta ton sampah pada 2024.
Jumlah tersebut diproyeksikan meningkat hingga 82 juta ton per tahun pada 2045 jika pola konsumsi masyarakat tidak berubah.
Salah satu pemicunya adalah kecenderungan membuang barang yang masih berfungsi karena tidak dialihkan kepada pemilik baru.
Kajian berbagai lembaga internasional, termasuk United Nations Development Programme (UNDP), mengenai ekonomi sirkular menunjukkan bahwa memperpanjang umur pakai barang dapat menurunkan tekanan terhadap sumber daya material dan energi, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha lokal.
Menjawab tantangan tersebut, PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) berkolaborasi dengan PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme) menghadirkan Purpose Market 2025.
Baca juga: Dari QRIS Tap In–Out hingga Tarik Tunai Fintech, Ini Langkah Jalin di FEKDI 2025
Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong pola konsumsi lebih bertanggung jawab melalui penjagaan nilai pakai barang-barang layak guna dalam ekosistem ekonomi domestik.
Direktur Jalin Eko Dedi Rukminto mengatakan, keberlanjutan dapat diwujudkan jika hadir dalam aktivitas harian masyarakat.
“Purpose Market 2025 mengajak masyarakat untuk melihat nilai sebelum membuangnya. Banyak barang tidak benar-benar menjadi sampah; mereka hanya berpindah pemilik dan mendapatkan fungsi baru,” ujar Eko dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (28/11/2025).
Ia menambahkan, agar praktik tersebut tetap nyaman di dalam acara, seluruh transaksi dibuat digital sehingga tidak ada keraguan status pembayaran dan alur jual beli tetap transparan.
Adapun upaya tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, terutama sektor UMKM.
Baca juga: Dari Sampah Jadi Nilai Ekonomi, Begini Cara TPS 3R Jalankan Ekonomi Sirkular
“Digitalisasi melalui QRIS mempercepat proses pembayaran dan mengurangi penggunaan uang tunai serta struk kertas yang berpotensi menjadi sampah baru,” terangnya.
Sebagai informasi, Purpose Market 2025 merupakan bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Jalin yang mengintegrasikan agenda keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sosial–kemasyarakatan, dan literasi keuangan dalam satu gerakan kolektif.
Acara tersebut hadir dalam format bazar publik bertempat di Main Venue One Satrio, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Lewat gelaran tersebut, masyarakat dapat merasakan langsung pengalaman berbelanja yang berkelanjutan tanpa bergantung pada barang impor bekas.
Melalui kehadiran individu maupun pelaku usaha lokal yang menawarkan barang-barang layak pakai, Purpose Market 2025 memastikan nilai ekonomi tetap berputar di dalam negeri sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM dari berbagai sektor.
Baca juga: Langkah Membumi Ecoground 2025 Ajak Masyarakat Perkuat Ekonomi Sirkular
Untuk menciptakan pengalaman transaksi yang nyaman dan tertib, seluruh pembayaran di Purpose Market dilakukan menggunakan QRIS Soundbox, perangkat dengan notifikasi suara real-time untuk setiap transaksi QRIS berhasil.
Teknologi ini memberi kepastian instan kepada penjual dan pembeli di tengah arus transaksi yang cepat khas bazar, sekaligus meminimalkan potensi kesalahpahaman atau bukti bayar palsu.
Implementasi ini juga membuka kesempatan bagi seluruh pengunjung untuk merasakan secara langsung kemudahan QRIS TAP, fitur terbaru QRIS yang diluncurkan pada awal tahun 2024, yang semakin memperkuat komitmen Purpose Market dalam menghadirkan ekosistem pembayaran modern dan tepercaya.
Untuk menciptakan pengalaman transaksi yang nyaman dan tertib, seluruh pembayaran di Purpose Market dilakukan menggunakan QRIS Soundbox, perangkat dengan notifikasi suara real-time untuk setiap transaksi QRIS berhasil. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), hingga Semester I 2025 terdapat lebih dari 57 juta pengguna QRIS dan 39,3 juta merchant, dengan 93,16% di antaranya merupakan UMKM.
Direktur PT Netzme Kreasi Indonesia Vicky G Saputra menegaskan pentingnya teknologi yang praktis bagi pelaku usaha.
Baca juga: Potensi Ekonomi Sirkular Tuna Rp 10 Triliun, Buka Banyak Lapangan Kerja
“Pedagang hanya butuh kepastian: ketika ada pembeli, pembayaran harus langsung masuk tanpa keraguan. Itu yang kami hadirkan lewat QRIS Soundbox. Begitu transaksi QRIS berhasil, notifikasi suara terdengar saat itu juga jelas dan tidak bisa diperdebatkan. Teknologi yang sederhana tetapi pasti seperti ini meningkatkan rasa aman serta percaya diri pelaku usaha, terutama UMKM di area pasar dengan mobilitas tinggi.”
Selama penyelenggaraan Purpose Market 2025, pengunjung dapat menikmati rangkaian aktivitas yang menyatukan edukasi, transaksi digital, dan praktik keberlanjutan dalam satu ruang.
Acara mencakup flea market dengan pembayaran 100 persen QRIS Soundbox, bazar UMKM pilihan, seminar keuangan pop-up talk, workshop upcycle, serta perbaikan gratis oleh penjahit keliling untuk mendorong masyarakat memperpanjang usia pakai barang.
Sebagian hasil penjualan tenant juga akan didonasikan untuk mendukung program pelatihan pemberdayaan ekonomi sirkular di tingkat rumah tangga, sehingga dampak acara mengalir kembali ke masyarakat yang lebih luas.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya