Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Membumi Ecoground 2025 Ajak Masyarakat Perkuat Ekonomi Sirkular

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 09:35 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Polusi udara dan timbunan sampah kini menjadi bagian dari keseharian masyarakat perkotaan.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, lebih dari 60 persen sampah di Indonesia berasal dari konsumsi individu dan rumah tangga, dengan 15 persen berupa plastik dan 12 persen kertas.

Industri tekstil juga menghadapi tantangan serupa. Pada 2019, Indonesia menghasilkan sekitar 2,3 juta ton limbah tekstil dan kurang dari 12 persennya berhasil didaur ulang.

Baca juga: Potensi Ekonomi Sirkular Tuna Rp 10 Triliun, Buka Banyak Lapangan Kerja

Tanpa intervensi berarti, jumlah itu diperkirakan melonjak menjadi 3,9 juta ton pada 2030 — setara dengan berat 386 Menara Eiffel.

Berangkat dari kondisi tersebut, Blibli Tiket Action mengajak publik untuk lebih aktif mendorong ekonomi sirkular.

Head of ESG Blibli, Ignacia Chiara Irawan, menjelaskan bahwa transisi menuju ekonomi sirkular hanya dapat tercapai melalui kesadaran kolektif dan kolaborasi lintas sektor.

“Melalui Langkah Membumi Ecoground, kami menghadirkan ruang publik bagi masyarakat dan komunitas untuk belajar, berkreasi, serta membangun gaya hidup berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (13/10/2025).

Terkait dengan upaya memperkuat ekonomi sirkuler tersebut, Blibli juga akan menyelenggarakan event Langkah Membumi Ecoground (LME) 2025 yang akan dilaksanakan pada 8–9 November 2025 di Jakarta.

Sebelumnya, Blibli juga telah menggelar Fashion Take Back Program pada 15–29 September 2025.

Dalam kegiatan ini, karyawan Blibli — atau Bliblioneers — mengumpulkan pakaian dan bahan tekstil tak terpakai untuk diolah kembali menjadi produk daur naik (upcycle).

Program tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 240 kilogram limbah tekstil, yang sebagian besar berasal dari dropbox di kantor pusat Blibli Jakarta serta seragam bekas dan material sisa operasional.

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Bisa Dorong Ekonomi Sirkular, Begini Skemanya

Semua bahan ini nantinya akan diolah menjadi rompi (vest) bagi panitia dan relawan di acara LME 2025.

Tahun lalu, acara ini berhasil menggandeng lebih dari 350 kolaborator, mulai dari Djarum Foundation, BCA, Sharp, hingga BYD.

Tahun ini, targetnya lebih besar: menghadirkan pengalaman yang memadukan gaya hidup sehat dengan keberlanjutan bumi, di mana setiap langkah kecil dapat memberi dampak nyata bagi lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Purpose Market 2025, Gerakkan Ekonomi Sirkular lewat Barang Layak Guna
Purpose Market 2025, Gerakkan Ekonomi Sirkular lewat Barang Layak Guna
Swasta
Kebijakan Lingkungan Diperlakukan Secara Terpisah, Alam Jadi Taruhan
Kebijakan Lingkungan Diperlakukan Secara Terpisah, Alam Jadi Taruhan
Pemerintah
Krisis Amfibi Global, 788 Spesies dalam Bahaya Kepunahan
Krisis Amfibi Global, 788 Spesies dalam Bahaya Kepunahan
Pemerintah
BKSDA Kalimantan Selamatkan Bayi Orangutan yang Dipelihara di Area Tambang
BKSDA Kalimantan Selamatkan Bayi Orangutan yang Dipelihara di Area Tambang
Pemerintah
Potensi Panas Bumi RI Capai 2.160 GW, Infrastruktur PLTU Dapat Dialihfungsikan untuk PLTP
Potensi Panas Bumi RI Capai 2.160 GW, Infrastruktur PLTU Dapat Dialihfungsikan untuk PLTP
LSM/Figur
IESR: Pembatasan PLTU Baru Harus Diimbangi Pemanfaatan EBT
IESR: Pembatasan PLTU Baru Harus Diimbangi Pemanfaatan EBT
LSM/Figur
Mahasiswa Sulap Sampah Jadi Karya Seni sebagai Pengingat Jaga Lingkungan
Mahasiswa Sulap Sampah Jadi Karya Seni sebagai Pengingat Jaga Lingkungan
LSM/Figur
RI Bergantung Infrastruktur Informal untuk Pengumpulan Sampah
RI Bergantung Infrastruktur Informal untuk Pengumpulan Sampah
LSM/Figur
Urgensi Moratorium Izin Tambang di Kalimantan
Urgensi Moratorium Izin Tambang di Kalimantan
Pemerintah
Studi Sebut Bahasa Iklim PBB Kikis Kepercayaan Publik terhadap Sains
Studi Sebut Bahasa Iklim PBB Kikis Kepercayaan Publik terhadap Sains
Pemerintah
Lahan Pertanian Bisa Jadi Kunci Melawan Perubahan Iklim
Lahan Pertanian Bisa Jadi Kunci Melawan Perubahan Iklim
Pemerintah
494 Karton Udang PT Bahari Makmur Sejati Dimusnahkan Usai Terkontaminasi Cs-137
494 Karton Udang PT Bahari Makmur Sejati Dimusnahkan Usai Terkontaminasi Cs-137
Pemerintah
Pertamina Salurkan Bantuan untukUrban Farming dan Pengelolaan Sampah Senilai Rp 6,5 Miliar
Pertamina Salurkan Bantuan untukUrban Farming dan Pengelolaan Sampah Senilai Rp 6,5 Miliar
BUMN
Pengunjung Taman Mini Kini Bisa Tabung Kemasan Botol Sekali Pakai
Pengunjung Taman Mini Kini Bisa Tabung Kemasan Botol Sekali Pakai
Swasta
Studi Sebut Teknologi Digital Efektif Ajarkan Keberlanjutan Laut pada Generasi Muda
Studi Sebut Teknologi Digital Efektif Ajarkan Keberlanjutan Laut pada Generasi Muda
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau