KOMPAS.com - Studi baru menunjukkan hutan tropis mampu beradaptasi dengan perubahan iklim. Ketika hutan tropis mengalami kekeringan kronis dan ekstrem akibat perubahan iklim, beberapa tanaman beradaptasi dengan menumbuhkan sistem akar yang lebih panjang untuk mencapai air di dalam tanah.
Menurut studi yang dipublikasikan di New Phytologist bulan November lalu, penelitian yang dipimpin oleh Profesor Daniela Cusack dari Colorado State University (CSU) dan mahasiswa Ph.D. Amanda Longhi Cordeiro ini pun mengungkapkan bahwa akar hutan tropis memiliki fleksibilitas dalam kondisi kekeringan sehingga mampu membantu mengurangi kerentanan terhadap kekeringan.
Baca juga: Studi: Hutan Tropis Terbelah-belah, Biodiversitas Semakin Terancam
"Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun akar hutan tropis di permukaan tanah mati akibat kekeringan, yang merupakan hilangnya karbon bagi hutan, beberapa pohon mampu menyebarkan akar lebih dalam untuk mencari kelembapan, yang berpotensi membantu menyelamatkan hutan," kata Cusack, dikutip dari Phys, Kamis (4/12/2025).
Meskipun ada mekanisme adaptasi yang menjanjikan, adaptasi ini mungkin tidak cukup kuat atau cukup luas untuk mengatasi dampak negatif keseluruhan dari perubahan iklim.
Secara spesifik, kemampuan hutan untuk menyimpan karbon terancam, karena karbon yang hilang dari kematian akar di permukaan jauh lebih besar daripada karbon yang baru disimpan oleh akar yang lebih dalam.
Hutan tropis, yang merupakan rumah bagi beberapa penyimpan karbon terbesar di Bumi, membantu mencegah dampak parah perubahan iklim.
Baca juga: Peran Vital Hewan, Bantu Hutan Tropis Serap Lebih Banyak Karbon
Namun, seiring berkurangnya curah hujan, penyimpanan karbon dapat berubah. Untuk lebih memahami dampak-dampak ini, para peneliti CSU telah mempelajari sistem akar di hutan tropis selama kekeringan.
Dalam studi terbaru tersebut, tim peneliti meneliti bagaimana tanah mengering memengaruhi akar untuk mendapatkan air dan nutrisi yang mereka butuhkan di empat hutan tropis dataran rendah di Panama.
Tetapi masih banyak ketidakpastian mengenai dampak jangka panjangnya terhadap kemampuan hutan untuk menyimpan karbon dan bertahan hidup. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut dan lebih luas sangat diperlukan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya