Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...

Kompas.com, 5 Desember 2025, 08:01 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan lingkungan belakangan menjadi perhatian yang luas di masyarakat. Berbagai bencana yang terjadi semakin menunjukkan betapa ada yang hilang di lingkungan sekitar.

Kondisi itulah yang kemudian mendorong anak-anak muda mulai memiliki kepedulian terhadap persoalan lingkungan. Dan, salah satu anak muda itu adalah Kyung Min Park, siswa kelas 11 British School Jakarta.

Saat ditemui di acara End of Year Gathering Association of Korean Construction Company in Indonesia (AKCI), Rabu (3/12/2025), Kyung Ming mengungkapkan bahwa saat ini dia terlibat dalam kampanye penanaman mangrove, terutama di kawasan Cemare, Lombok Barat, Nusa Tenggara.

Baca juga: IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok

“Tujuan saya adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai mangrove dan lingkungan. Melalui website, saya bisa menunjukkan komitmen terhadap konservasi,” ujarnya.

Kyung Min juga mengatakan bahwa peran mangrove sangat krusial bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Selain untuk memperindah kawasan pesisir, tanaman tersebut juga menjadi tempat berlindung berbagai jenis fauna laut.

"Mangrove selain bisa menyerap karbon, juga menjadi tempat perlindungan bagi makluk laut. Ini penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan," kata dia.

Untuk mewujudkan perhatiannya terhadap kelestarian mangrove dan kehidupan pesisir, Kyung Min Park berinisiatif menjalankan kampanye melalui website, serta bergabung dengan Indonesia Biru Foundation (IBF).

Bahkan di yayasan tersebut, dia ditunjuk menjadi IBF Youth Ambassador guna mengajak anak-anak muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan, terutama mangrove.

Dengan latar belakang keluarga dari Korea Selatan, Park menilai jejaring lintas negara dapat memperkuat gerakan konservasi.

Gandeng Berbagai Pihak

Upaya Park ini sejalan dengan langkah IBF yang menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan Association of Korean Construction Company in Indonesia (AKCI) untuk perlindungan dan pemulihan ekosistem di Lombok Barat.

Kerja sama tersebut diumumkan dalam acara End of Year Gathering AKCI di Damai Indah Golf PIK Course, Jakarta, Rabu (3/12/2025) malam.

Kolaborasi ini menjadi tonggak awal keterlibatan perusahaan konstruksi asal Korea dalam memperkuat aksi lingkungan di Indonesia.

Direktur IBF, Andre Saputra, menekankan bahwa pembangunan yang tidak terkelola dapat mempercepat hilangnya ekosistem penting dari darat hingga laut.

“Karena itu kami berinisiatif untuk menjalin kolaborasi dengan AKCI untuk turut serta dalam pemulihan ekosistem di kawasan Senggigi, Lombok Barat,” ujarnya.

Baca juga: Hadapi Triple Planetary Crisis, Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove

Di akhir acara, Andre memperoleh komitmen pendanaan dari anggota AKCI untuk mendukung program IBF tahun 2026. Undangan ini menghasilkan komitmen pendanaan sebesar Rp 96 juta yang akan dialokasikan untuk pengelolaan sampah, rehabilitasi mangrove, dan pengembangan ekowisata edukatif di Cemare.

Chairman AKCI sekaligus perwakilan PT SSA, Hwang Eui Sang, menyampaikan apresiasinya terhadap kerja IBF.

“Industri konstruksi memiliki dampak besar terhadap lanskap dan ekosistem. Karena itu, kita juga harus ambil bagian dalam upaya pemulihan dan perlindungan lingkungan,” ujarnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau