Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat

Kompas.com, 9 Desember 2025, 18:35 WIB
Monika Novena,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Pekerja yang menguasai ketrampilan hijau (green skills) disebut merasakan manfaat karier yang substansial, termasuk tingkat perekrutan yang jauh lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka.

Menurut survei Linkedln tahun 2025, hal tersebut terjadi lantaran permintaan perusahaan akan pekerja hijau terus melampaui laju pengembangan keterampilan hijau baru di angkatan kerja.

Baca juga:

Selain itu, pekerja dengan keterampilan hijau semakin banyak dipekerjakan untuk peran di luar jabatan yang berkaitan dengan keberlanjutan.

Permintaan pekerja dengan keterampilan hijau

Kesimpulan tersebut didapat setelah LinkedIn menganalisis informasi profil anonim dan agregat dari satu miliar anggotanya di seluruh dunia, menggunakan data dari 84 negara dari Januari 2021 hingga Juli 2025.

LinkedIn juga menentukan keterampilan dari yang secara eksplisit tercantum di profil anggota atau disimpulkan dari aspek lain dari profil anggota, serta mengidentifikasi 1.200 keterampilan hijau menggunakan pakar taksonomi.

Dilansir dari ESG Today, Senin (8/12/2025) salah satu temuan utama laporan ini adalah permintaan perusahaan untuk merekrut karyawan dengan keahlian hijau tumbuh hampir dua kali lebih cepat (6,2 persen) daripada kemampuan angkatan kerja untuk memperoleh keahlian tersebut (3,4 persen), yang mengancam transisi global menuju ekonomi hijau.

Masalah kekurangan keterampilan hijau di pasar kerja global ini meningkat tajam pada 2024–2025.

Sementara itu, permintaan untuk mempekerjakan pekerja hijau tumbuh 7,7 persen, tapi ketersediaan keterampilan hanya tumbuh 4,3 persen, yang berarti upaya pelatihan dan pendidikan saat ini tidak cukup untuk mengatasi ledakan permintaan tersebut.

“Jika kita tidak mempercepat pengembangan keterampilan ramah lingkungan secara drastis, kita akan mengabaikan aksi iklim dan peluang ekonomi. Bagi pemerintah, pendidik, dan pemberi kerja, pengakuan transisi ramah lingkungan sebagai peluang ekonomi adalah momen yang tepat untuk investasi yang jauh lebih besar pada sumber daya manusia,” tulis LinkedIn dalam laporannya.

Baca juga: Industri Manufaktur Sumbang 17 Persen PDB, Kemenperin Kembangkan Industri Hijau

Survei LinkedIn 2025 menunjukkan permintaan green skills tumbuh dua kali lebih cepat dari ketersediaannya.Kompas.com Survei LinkedIn 2025 menunjukkan permintaan green skills tumbuh dua kali lebih cepat dari ketersediaannya.

Laporan ini juga menemukan, keterampilan hijau semakin tertanam lebih luas di seluruh perusahaan, dan bergerak melampaui fungsi-fungsi khusus yang berfokus pada keberlanjutan.

Misalnya, studi ini menemukan untuk pertama kalinya bahwa sebanyak 53 persen pekerja yang direkrut karena ketrampilan hijau, sebenarnya dipekerjakan untuk pekerjaan yang tidak berkaitan dengan keberlanjutan.

"Secara keseluruhan, keterampilan ramah lingkungan semakin menjadi fondasi, bukan niche, dan telah muncul sebagai keunggulan kompetitif di pasar tenaga kerja saat ini,” tulis laporan ini lagi.

Seiring permintaan akan keterampilan ramah lingkungan melampaui perkembangan, dan seiring pekerja terampil ramah lingkungan dimanfaatkan untuk berbagai peran, pekerja dengan keterampilan ramah lingkungan juga melihat keuntungan kerja yang signifikan.

Menurut laporan tersebut, tingkat perekrutan pekerja dengan kemampuan ramah lingkungan 46,6 persen lebih tinggi daripada tingkat perekrutan tenaga kerja global secara keseluruhan.

Baca juga: Tak Hanya EV, Sektor Metalurgi Hijau Bisa Dongkrak Hilirisasi Nikel

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Pemerintah
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Pemerintah
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Pemerintah
Implementasi B10 Hemat Rp 100 T Per Tahun, Ini Strategi Pertamina agar Pasokan Stabil
Implementasi B10 Hemat Rp 100 T Per Tahun, Ini Strategi Pertamina agar Pasokan Stabil
BUMN
Genjot Pengumpulan Botol Plastik PET, Coca-Cola Indonesia Luncurkan Program “Recycle Me” 2025
Genjot Pengumpulan Botol Plastik PET, Coca-Cola Indonesia Luncurkan Program “Recycle Me” 2025
Swasta
KLH Janji Tindak Tegas Perusahaan yang Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Janji Tindak Tegas Perusahaan yang Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
27 Harimau Sumatera Terdeteksi di Leuser, Harapan Baru untuk Konservasi
27 Harimau Sumatera Terdeteksi di Leuser, Harapan Baru untuk Konservasi
LSM/Figur
Proyek Bioetanol Kurang Libatkan Petani, Intensifikasi Lahan Perkebunan Belum Optimal
Proyek Bioetanol Kurang Libatkan Petani, Intensifikasi Lahan Perkebunan Belum Optimal
Swasta
Perempuan dan Anak Jadi Korban Ganda dalam Bencana Sumatera, Mengapa?
Perempuan dan Anak Jadi Korban Ganda dalam Bencana Sumatera, Mengapa?
LSM/Figur
4 Gajah Terlatih Bantu Angkut Material akibat Banjir di Aceh
4 Gajah Terlatih Bantu Angkut Material akibat Banjir di Aceh
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau