KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bibit siklon tropis 91S terpantau di Samudra Hindia Barat Lampung sejak tiga hari terakhir.
Dampaknya, terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di sepanjang pesisir barat Sumatera dengan curah mencapai 128,3 milimeter per hari.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengatakan gangguan tropis di Perairan Sawu Nusa Tenggara Timur yang kini menjadi bibit siklon tropis 93 S turut memicu terjadinya hujan lebat-sangat lebat.
"Selain keberadaan bibit siklon tropis tersebut, kombinasi Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin di sejumlah wilayah Indonesia, juga menjadi salah satu pemicu hujan signifikan yang memberikan dampak berupa banjir," ungkap Andri dalam keterangannya, Sabtu (13/12/2025).
Baca juga: Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
Berdasarkan laporan rekapitulasi bencana akibat cuaca ekstrem, terdapat sejumlah wilayah yang terdampak antara lain Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Dalam sepekan ke depan, kata Andri, bibit siklon tropis 91S di Samudra Hindia barat Lampung masih berpotensi menyebabkan hujan lebat di Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung. Selain itu, potensi angin kencang dapat terjadi di pesisir barat Sumatera Barat, dan Bengkulu.
"Bibit siklon tropis 93S juga diprediksi berada di Samudra Hindia selatan Pulau Sumba, yang dapat membentuk daerah perlambatan kecepatan angin memanjang di Bali dan NTB," ujar dia.
BMKG juga memprakirakan kombinasi fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal akan memengaruhi cuaca di Indonesia hingga sepekan ke depan. Pada skala global, Dipole Mode Index (DMI) saat ini tercatat bernilai minus 0,63, yang meningkatkan pembentukan awan hujan khususnya di wilayah Indonesia bagian barat.
Baca juga: Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Sementara, kondisi suhu muka laut yang hangat di pesisir barat Sumatera, Perairan Selatan NTT, dan Papua, dan kondisi ENSO berada pada kategori netral, tidak signifikan terhadap peningkatan potensi hujan di wilayah Indonesia bagian timur.
"Periode 12-18 Desember, cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan," papar Andri.
Wilayah yang perlu waspada mencakup Kepulaua Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, serta Papua Selatan.
BMKG juga memperingatkan hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya