KOMPAS.com - Bibit siklon tropis 91S saat ini disebut berlokasi di Samudera Hindia, sebelah barat Provinsi Lampung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganjurkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada menghadapi perkembangan siklon tropis tersebut.
Baca juga:
"Masyarakat juga harus waspada adanya potensi peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia, mulai dari sebelah barat Nias hingga selatan Banten, serta di perairan Selat Sunda bagian Selatan," ucap Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, dilansir dari Antara, Kamis (11/12/2025).
Menurut hasil analisis BMKG, bibit siklon tropis 91S berpotensi memberi dampak tidak langsung terhadap intensitas hujan di beberapa wilayah Sumatera.
Dinamika atmosfer yang aktif saat ini turut memengaruhi curah hujan, dan keberadaan bibit siklon tropis 91S bisa memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Wilayah yang perlu memberi perhatian lebih meliputi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung.
Namun, BMKG menegaskan bahwa potensi bibit siklon ini untuk berkembang menjadi siklon tropis yang masuk ke wilayah daratan tergolong rendah.
Maka dari itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, sekaligus mendapat informasi resmi terbaru dari kanal BMKG.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menuturkan, dalam analisis terbaru, pergerakan bibit siklon tropis 91S diperkirakan akan bergerak ke arah selatan hingga barat daya mulai Kamis (11/12/2025) siang atau sore hari.
Sistem ini kemudian diprediksi bergerak lebih konsisten menjauhi Indonesia pada Jumat (12/12/2025).
"BMKG Pusat bersama BMKG Provinsi telah melakukan koordinasi dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di wilayah terdampak untuk memastikan langkah mitigasi berjalan optimal sesuai kondisi potensi cuaca yang dipengaruhi oleh keberadaan 91S," jelas Guswanto.
Baca juga:
BMKG sebut bibit siklon tropis 91S berada di Samudera Hindia, lantas apa dampaknya untuk wilayah Sumatera? Simak selengkapnya.Dari sisi keselamatan publik, Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menekankan pentingnya kewaspadaan bagi masyarakat di wilayah pesisir barat-selatan Sumatera hingga Banten.
Potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi perlu diperhatikan. Sektor kelautan seperti pelayaran, perikanan, dan transportasi laut juga diminta menyesuaikan operasional berdasarkan peringatan gelombang tinggi.
BPBD daerah juga diimbau memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir, gangguan angin, dan pohon tumbang.
Menurut Andri, kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci penting untuk menjaga keselamatan publik.
"Sinergi ini memastikan informasi ancaman diterima dengan cepat dan ditindaklanjuti secara efektif oleh semua pihak sehingga mampu memitigasi risiko dan mencapai keselamatan masyarakat secara maksimal," tutur Andri.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya