Kelapa Langka dan Mahal, Pakar IPB Ungkap Sebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar

Kelapa Langka dan Mahal, Pakar IPB Ungkap Sebabnya

Zintan Prihatini

Kompas.com - 27/03/2025, 16:00 WIB

Permintaan kelapa luar negeri meningkat sehingga banyak hasil pertaniannya diekspor.

Kembali ke artikel...

Berikan Komentar

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Video pilihan

Lihat Semua

Laporkan komentar

Iklan atau spam

Porno atau asusila

Ujaran kebencian atau SARA

Perundungan atau pelecehan

Lainnya

Akun Terdeteksi Anonim

Kami mendeteksi email anonim pada akunmu. Untuk berkomentar, mohon gunakan email yang valid.

Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Batal edit?

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Hapus Komentar

Setelah dihapus, kamu tidak bisa membatalkan

Oke

Terkini Lainnya

Tantangan Besar Petani di Balik Kenikmatan Kopi Gayo

Swasta

02/04/2025, 19:00 WIB

Mikroplastik Picu Biomineralisasi, Ganggu Keseimbangan Biota Laut

LSM/Figur

02/04/2025, 17:00 WIB

Implementasikan Keberlanjutan, Semen Indonesia Manfaatkan Bahan Bakar Alternatif

BUMN

02/04/2025, 14:43 WIB

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur

02/04/2025, 13:00 WIB

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah

02/04/2025, 11:00 WIB

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah

02/04/2025, 09:00 WIB

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah

02/04/2025, 07:00 WIB

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah

01/04/2025, 18:31 WIB

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah

01/04/2025, 17:25 WIB

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah

01/04/2025, 17:00 WIB

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur

01/04/2025, 16:34 WIB

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur

01/04/2025, 16:00 WIB

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur

01/04/2025, 15:00 WIB

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah

01/04/2025, 13:00 WIB

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur

01/04/2025, 12:56 WIB

Terkini Lainnya

Tantangan Besar Petani di Balik Kenikmatan Kopi Gayo

Mikroplastik Picu Biomineralisasi, Ganggu Keseimbangan Biota Laut

Implementasikan Keberlanjutan, Semen Indonesia Manfaatkan Bahan Bakar Alternatif

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Terpopuler

Studi Ecoton Temukan Mikroplastik dalam 5 Merek Teh Celup Indonesia

Kelapa Langka dan Mahal, Pakar IPB Ungkap Sebabnya

Retno Marsudi: Permukaan Laut Naik 20 Cm, 680 Juta Orang Terancam

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Terkini Lainnya

Terpopuler

Studi Ecoton Temukan Mikroplastik dalam 5 Merek Teh Celup Indonesia

Kelapa Langka dan Mahal, Pakar IPB Ungkap Sebabnya

Retno Marsudi: Permukaan Laut Naik 20 Cm, 680 Juta Orang Terancam

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Now Trending