KOMPAS.com - Mikroplastik menjadi ancaman baru terhadap ketahanan pangan global. Pasalnya, partikel plastik berukuran di bawah 5 milimeter tersebut dapat mengganggu proses fotosintesis tanaman.
Padahal, fotosintesis merupakan proses fundamental yang mendorong produktivitas primer dan ketahanan pangan di Bumi.
Temuan tersebut mengemuka dalam studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Institut Ilmu Tanah di Akademi Ilmu Pengetahuan China (ISSCAS) dan Universitas Nanjing, China.
Baca juga: Studi Ecoton Temukan Mikroplastik dalam 5 Merek Teh Celup Indonesia
Saat ini, cemaran mikroplastik sudah cukup banyak mencemari lingkungan, mulai dari sedimen laut dalam hingga gletser di pegunungan.
Tim peneliti itu lantas melakukan sebuah analisis komprehensif mengenai hubungan antara paparan mikroplastik dan fotosintesis di seluruh ekosistem darat, laut, dan air tawar.
Dengan memeriksa 3.286 pengamatan dari 157 studi menggunakan pendekatan meta-analisis dan pembelajaran mesin, mereka menghitung penurunan fotosintesis global yang disebabkan oleh polusi mikroplastik.
Temuan mereka menunjukkan mikroplastik mengurangi fotosintesis sebesar 7,05 hingga 12,12 persen pada tanaman darat, ganggang laut, dan ganggang air tawar.
Baca juga: Studi: Kunyah Permen Karet Picu Pelepasan Mikroplastik di Mulut
Penurunan ini setara dengan perkiraan penurunan global tahunan sebesar 4,11 hingga 13,52 persen pada tanaman pangan utama, seperti beras, gandum, dan jagung.
Dalam ekosistem akuatik, gangguan fotosintesis yang disebabkan oleh mikroplastik diperkirakan mengurangi produktivitas primer bersih sebesar 0,31 hingga 7,24 persen.
"Temuan ini menggarisbawahi mikroplastik merupakan ancaman yang tersembunyi namun terus berlanjut terhadap ketahanan pangan global," kata Dang Fei, seorang profesor di ISSCAS, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (30/3/2025).
Baca juga: Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan
Studi tersebut juga menyoroti strategi mitigasi yang potensial. Para peneliti memperkirakan dengan mengurangi tingkat mikroplastik di lingkungan sebesar 13 persen, dapat mengurangi kehilangan fotosintesis sekitar 30 persen.
Temuan itu menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi polusi mikroplastik sebagai faktor penting yang memengaruhi produktivitas primer global.
Dang mengatakan, studi tersebut menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan strategi mitigasi polusi plastik ke dalam inisiatif keberlanjutan dan ketahanan pangan yang lebih luas.
Tim peneliti itu juga menyerukan pengumpulan data yang lebih luas dan studi lapangan lebih lanjut guna lebih memahami mekanisme di balik gangguan fotosintesis yang disebabkan oleh mikroplastik.
Baca juga: Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA Open Dumping
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya