Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Kompas.com - 01/04/2025, 16:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Riset University of New South Wales (UNSW) di Australia menemukan, perubahan iklim akan membuat negara-negara di dunia semakin miskin.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Environmental Research pada Maret 2025 itu, peningkatan suhu Bumi sebesar 4 derajat Celsius akan membuat dunia kehilangan GDP sebesar 40 persen pada 2100.

Angka tersebut lebih besar dari estimasi sebelumnya yang hanya sekitar 11 persen. 

Timothy Neal, peneliti dari Institute for Climate Risk and Response UNSW mengungkapkan, angka baru yang lebih besar didapatkan setelah peneliti memasukkan disrupsi pada rantai pasok akibat cuaca ekstrem karena perubahan iklim.

Baca juga: Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

"Para ekonom biasanya melihat data sejarah untuk membandingkan peristiwa cuaca ekstrem dan pertumbuhan ekonomi untuk menilai ongkos perubahan iklim," kata Neil seperti dalam rilisnya di Eurekalert, Selasa (1/4/2025).

Yang para ekonom gagal hitung, kata Neil, adalah dampak cuaca ekstrem pada gangguan rantai pasok. Setelah faktor itu dihitung, nilainya penurunan GDP akibat iklim ternyata kadi jauh lebih besar.

"Model ekonomi sebelumnya menyimpulkan bahwa perubahan iklim bukan masalah besar bagi ekonomi, dan itu mempengaruhi kebijakan iklim," terangnya.

Menurut Neal, pesan yang jelas dari penelitiannya adalah bahwa iklim mempengaruhi ekonomi dan tidak ada yang terkecualikan.

"Ada asumsi bahwa negara-negara dingin, seperti Rusia dan Kanada, akan mendapat keuntungan karena perubahan iklim, tapi ketergantungan permintaan dan penawaran menunjukkan bahwa tak ada satu pun negara yang imun," jelasnya.

Neal mengatakan, masih banyak faktor yang perlu diperhitungkan untuk menilai dampak iklim. Risetnya belum memasukkan faktor seperti adaptasi iklim dan migrasi. 

"Kita perlu responsif dengan informasi baru kalau kita ingin melakukan tindakan terbaik kepentingan bersama," katanya.

Baca juga: 1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kabul, Afghanistan: Kota Pertama di Dunia yang Mungkin Bakal Kehabisan Air
Kabul, Afghanistan: Kota Pertama di Dunia yang Mungkin Bakal Kehabisan Air
Swasta
Menteri LH: Teknologi Kunci Atasi Karhutla, Deteksi Dini hingga Modifikasi Cuaca
Menteri LH: Teknologi Kunci Atasi Karhutla, Deteksi Dini hingga Modifikasi Cuaca
Pemerintah
Tinggal 3 Tahun, Kita Kehabisan Waktu Atasi Krisis Iklim jika Tak Gerak Cepat
Tinggal 3 Tahun, Kita Kehabisan Waktu Atasi Krisis Iklim jika Tak Gerak Cepat
LSM/Figur
Dukung Komitmen Iklim Nasional, TSE Group Resmikan Pembangkit Biogas Kurangi Emisi dan Konsumsi Solar
Dukung Komitmen Iklim Nasional, TSE Group Resmikan Pembangkit Biogas Kurangi Emisi dan Konsumsi Solar
Swasta
eMaggot, Platform Jual Beli Online Maggot untuk Pengolahan Sampah
eMaggot, Platform Jual Beli Online Maggot untuk Pengolahan Sampah
Pemerintah
4.700 Hektare Bekas Lahan Sawit di Tesso Nilo Kembali Ditanami
4.700 Hektare Bekas Lahan Sawit di Tesso Nilo Kembali Ditanami
Pemerintah
Perkuat Sabuk Hijau Hadapi Krisis Iklim, Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.000 Mangrove di 4 Pesisir
Perkuat Sabuk Hijau Hadapi Krisis Iklim, Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.000 Mangrove di 4 Pesisir
Pemerintah
Dalam 3 Bulan, 4700 Hektare Sawit di Tesso Nilo Telah Dimusnahkan
Dalam 3 Bulan, 4700 Hektare Sawit di Tesso Nilo Telah Dimusnahkan
Pemerintah
Terobosan Formula E, Olahraga Pertama dengan Sertifikasi Net Zero BSI
Terobosan Formula E, Olahraga Pertama dengan Sertifikasi Net Zero BSI
Swasta
Pakar Katakan, Intervensi Iklim di Laut Sia-sia jika Tata Kelolanya Masih Sama Buruknya
Pakar Katakan, Intervensi Iklim di Laut Sia-sia jika Tata Kelolanya Masih Sama Buruknya
LSM/Figur
KLH Luncurkan Waste Crisis Center, Pusat Layanan Pengelolaan Sampah
KLH Luncurkan Waste Crisis Center, Pusat Layanan Pengelolaan Sampah
Pemerintah
ICDX: REC Bukan Cuma Sertifikat, Bisa Jadi Stimulus Capai Target EBT
ICDX: REC Bukan Cuma Sertifikat, Bisa Jadi Stimulus Capai Target EBT
Swasta
Terjadi di Seismic Gap, Gempa Rusia Alarm Bahaya buat Indonesia
Terjadi di Seismic Gap, Gempa Rusia Alarm Bahaya buat Indonesia
LSM/Figur
Ahli Ungkap 2 Hal Penting dalam Konservasi Harimau, Harus Jadi Indikator Kemajuan
Ahli Ungkap 2 Hal Penting dalam Konservasi Harimau, Harus Jadi Indikator Kemajuan
LSM/Figur
KKP Siapkan Peta Nasional Terumbu Karang dan Padang Lamun, Diluncurkan Akhir 2025
KKP Siapkan Peta Nasional Terumbu Karang dan Padang Lamun, Diluncurkan Akhir 2025
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau