Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 1 April 2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) bisa kembali ke era hujan asam akibat berbagai kebijakan Donald Trump yang tidak mengindahkan prelindungan terhadap lingkungan.

Hal tersebut disampaikan oleh ilmuwan yang mengidentifikasi hujan asam pada 1960-an di Amerika Utara, Gene Likens, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (27/3/2025).

Likens mengatakan, jika aturan yang mengekang emisi dari pembangkit listrik, mobil, dan truk dikurangi secara agresif, momok hujan asam dapat kembali menghantui AS.

Baca juga: Perang Mulut Trump-Zelensky, Bagaimana Kaitannya dengan Deal Mineral AS-Ukraina?

"Saya sangat khawatir hal itu mungkin terjadi, tentu saja bukan tidak mungkin hal itu bisa terjadi," kata Likens kepada The Guardian.

Saat ini, Likens masih terlibat dalam proyek pemantauan jangka panjang untuk mengambil sampel air hujan guna mengetahui tingkat keasamannya.

Akan tetapi, program yang dimulai sejak 1976 tersebut tersebut kini dipotong anggarannya oleh pemerintahan Trump.

"Saya harap kita tidak kembali ke masa lalu, jadi pemangkasan ini sangat mengkhawatirkan," ujar Likens.

"Saya peduli dengan kesehatan anak-anak dan cucu-cucu saya, saya ingin mereka menghirup udara bersih. Saya peduli dengan air bersih dan tanah yang bersih dan sehat, saya ingin mereka juga memilikinya," sambungnya.

Baca juga: Trump Cabut Hibah Penelitian yang Mengandung Kata Iklim

Era hujan asam di AS

Pada 1980, curah hujan rata-rata di AS 10 kali lebih asam dari biasanya.

Penyebab utama hujan asam di AS kala itu adalah pelepasan sulfur dioksida dan nitrogen oksida dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara, oleh pembangkit listrik dan industri.

Dampak yang ditimbulkan dari hujan asam sangatlah merusak lingkungan.

Danau dan sungai menjadi tercemar, perairan air tawar terlalu asam untuk menjadi habitat ikan dan amfibi, serta nutrisi di tanah menjadi tergerus. Hujan asam bahkan merusak tanaman, pohon, hingga bangunan.

Parahnya kondisi hujan asam itu membuat publik menekan pemerintah untuk bertindak.

Baca juga: Trump Disebut Tarik AS dari Panel Penilaian Iklim PBB

Akhirnya, pada 1990, Pemerintah AS dan Kongres AS merevisi Undang-Undang (UU) Udara Bersih dengan mandat mengurangi polusi pembangkit listrik.

"Setiap kota di AS harus memiliki udara bersih. Dengan UU ini, saya yakin kita akan mendapatkannya," kata George HW Bush kala itu saat menjadi Presiden AS.

Likens menuturkan, pengekangan hujan asam adalah contoh kisah sukses lingkungan di mana publik berbicara dan para politisi mendengarkan.

Pengambilan sampel air hujan dan tanah baru-baru ini di wilayah White Mountains menunjukkan, tingkat keasaman telah turun hingga 85 persen sejak periode puncaknya pada 1970-an.

Meski demikian, Likens mengatakan tanah di sana masih terdegradasi dan kembalinya hujan asam akan menjadi bencana.

"Jika pemerintahan Trump mulai melonggarkan kontrol emisi, kita akan menghancurkan kisah sukses itu," ujar Likens.

Baca juga: Trump Hentikan USAID, Proyek Terkait SDG di Indonesia Terdampak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau