"Sebenarnya, terdapat sebuah teknologi yang dapat dikembangkan dari limbah nuklir dan dimanfaatkan untuk bidang kesehatan, pertanian, industri, dan lain sebagainya. Namun, teknologi ini masih memiliki biaya yang sangat tinggi," ungkap Yudiutomo.
Pengembangan PLTN di Indonesia telah memiliki rencana pembangunan dan pengolahan limbah yang aman, mulai dari sistem reaktor nuklir, hingga penyimpanan limbah nuklir.
Permasalahan yang tersisa adalah masalah dari aspek politik dan sosial. Berdasarkan survei yang diadakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), tingkat penerimaan energi nuklir di Indonesia mencapai 86 persen.
Menurut Nizhar, diperlukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan tingkat penerimaan energi nuklir di Indonesia.
Selain itu, pengembangan teknologi harus terus dilakukan untuk meningkatkan keamanan penggunaan energi nuklir di Indonesia, mulai dari keamanan sistem pendinginan, reaktor nuklir, serta sistem penyimpanan dan pengolahan limbah nuklir yang lebih baik.
Pengembangan ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk penggunaan energi nuklir di Indonesia, sehingga PLTN dapat terus dikembangkan dan digunakan untuk mendukung Net Zero Emission di Indonesia dengan tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya