Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harita Produksi Batako Premium dari Limbah Nikel

Kompas.com, 9 April 2023, 11:58 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

HALMAHERA SELATAN, KOMPAS.com - Dalam upaya menerapkan bisnis berkelanjutan, PT Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel mengolah slag nikel dari sisa hasil pengolahan (SHP) smelter menjadi material bangunan premium mutu tinggi sekaligus memiliki nilai keekonomian.

Slag nikel termasuk dalam kategori empat sumber limbah B3 yang diberikan kemudahan untuk bisa dikecualikan sebagai limbah B3 atau sebagai by product.

Hal ini mengacu pada Pasal 54 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2014. Tiga sumber limbah lainnya adalah fly ash, steel slag, dan spent bleacing earth.

Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR), slag nikel memiliki senyawa kimia yang mirip dengan senyawa kimia pada agregat alam yang umum digunakan sebagai material konstruksi.

Baca juga: Dukung Transisi Energi, Harita Akan Bangun PLTS 300 MegaWatt

Dengan begitu, slag nikel berpotensi digunakan sebagai material konstruksi sekaligus mengurangi eksploitasi alam.

Beberapa contoh produk yang berbahan dasar slag nikel di antaranya adalah batako, beton pracetak dan siap cetak, road base dan lapangan, pembenah tanah, media tumbuh dan pupuk, mortar dan semen slag, semen portland komposit, serta geopolimer semen.

Harita Nickel sendiri mengolah slag nikel menjadi batako, box culvert atau saluran air, tetrapod untuk pemecah ombak, dan artificial reef yang digunakan sebagai rumah ikan.

Hingga saat ini, produksi batako dari optimalisasi slag nikel paling banyak di antara lainnya, yakni sebanyak 40.000 unit per hari dengan kualitas di atas rata-rata material dengan fungsi serupa.

Batako yang terbuat dari formulasi slag nikel 85 persen, fly ash 10 persen dan semen 5 persen ini declaim kokoh, kuat, dan ramah lingkungan. Corporate Affairs Manager Harita Nickel Anie Rahmi tampak memegang batako slag nikel dengan berat 1 kg.KOMPAS.com/Hilda B Alexander Batako yang terbuat dari formulasi slag nikel 85 persen, fly ash 10 persen dan semen 5 persen ini declaim kokoh, kuat, dan ramah lingkungan. Corporate Affairs Manager Harita Nickel Anie Rahmi tampak memegang batako slag nikel dengan berat 1 kg.
Director Health, Safety, and Environmental Operation Department of Harita Nickel Group Tonny Gultom mengatakan, pemanfaatan slag nikel menjadi batako ini telah melalui riset dan pengembangan selama lebih kurang satu tahun.

Tonny menuturkan, batako yang diproduksi memiliki kekokohan (kepadatan) yang cukup baik, sehingga lebih berat dan kuat.

Hal ini karena formulasi yang membentuk batako tersebut terdiri dari slag nikel 85 persen, fly ash (abu sisa pembakaran PLTU batubara) 10 persen, dan semen 5 persen.

"Dengan kualitas premium seperti ini, angka keekonomian batako slag nikel sekitar Rp 4.000 per unit. Lebih mahal dibanding batu-bata biasa," sebut Tonny, di Pulau Obi, Sabtu (8/4/2023).

Dengan memperhitungkan angka keekonomian, potensi tambahan pendapatan Harita Nickel dari sektor non-core business adalah senilai Rp 58 miliar per tahun.

Kendati potensial secara ekonomi, namun menurut Tonny, Perusahaan belum akan memasarkan produk ini ke luar Pulau Obi, karena terkendala ongkos logistik yang demikian tinggi.

Untuk saat ini, Perusahaan hanya memenuhi kebutuhan dalam pulau seperti untuk pembangunan Kawasan Permukiman Baru Desa Kawasi yang dirancang dengan konsep eco village, infrastruktur jalan, dan trotoar.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau