Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryacipta-PLN Sepakat Berkongsi Bentuk Joint Venture EBT dan Retail

Kompas.com - 11/04/2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta), anak usaha dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT PLN (Persero) sepakat meneken Nota Kesepahaman untuk penyediaan dan penyaluran tenaga listrik di Subang Smartpolitan, Subang, Jawa Barat.

Melalui kerjasama ini, PLN berkomitmen untuk penyediaan listrik dengan kapasitas mencapai 650 MW yang akan disalurkan dan dimanfaatkan oleh tenant di kawasan Subang Smartpolitan.

Agenda ini merupakan bagian dari program kerja sama co-investment oleh PLN yang menggandeng lima Industri strategis di antaranya kawasan industri, industri smelter, hingga industri data center.

PLN mempercepat akses kelistrikan yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman PLN dengan lima mitra di Kantor Pusat PLN pada 5 April 2023.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Managing Director Suryacipta Hudaya Arryanto dan Wakil Presiden Direktur Suryacipta & Direktur SSIA Wilson Effendy dengan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. 

Baca juga: Dukung Transisi Energi, Harita Akan Bangun PLTS 300 MegaWatt

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional adalah sektor industri.

Hilirisasi dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia melalui peningkatan nilai jual komoditas hasil mineral.

Dan salah satu faktor terpenting untuk menjamin keberlanjutan dan peningkatkan daya saing industri tersebut adalah kesiapan listrik yang andal, efisien, serta berbasis energi terbarukan.

“Dari kerjasama ini akan dibentuk JV reneawable energi dan JV retail untuk pengembangan smart utility dan connectivity. Total penyediaan listrik untuk kawasan ini sebesar 650 MW,” ujar Darmawan dalam keterangan kepada Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Sebagaimana diketahui, Subang Smartpolitan merupakan pengembangan kota mandiri terintegrasi di area seluas 2.717 hektar.

Subang Smartpolitan dirancang sebagai kota dengan kegiatan ekonomi dan sosial berlangsung. Kawasan akan didukung dengan infrastruktur cerdas sehingga lebih efisien serta ramah lingkungan.

Proyek ini juga memiliki lokasi yang strategis karena terhubung dengan sejumlah infrastruktur utama nasional seperti Tol Trans Jawa, Tol Akses Patimban, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, serta jalur kereta api untuk penumpang dan kargo.

Managing Director Suryacipta Hudaya Arryanto mengatakan, bekerja sama dengan PLN merupakan langkah strategis, sebab saat ini industri membutuhkan pasokan listrik yang tidak hanya resilience tetapi juga green.

Selain memperoleh dukungan listrik beserta Renewable Energy Certificate (REC)-nya, Suryacipta dan PLN akan membentuk anak usaha untuk pembangkitan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan anak usaha untuk penyaluran tenaga listrik di Subang Smartpolitan.

Potential tenant kami pun memerlukan energi yang bersih seperti memiliki REC. Bahkan ke depannya kami ingin mengembangkan sistem smart grid yang green dan sustainable,” ungkap Hudaya.

Penyediaan listrik dan pengembangan EBT, konstruksi Jalan Tol Akses Patimban serta pembangunan Fase-1 Subang Smartpolitan, ditargetkan beroperasi tahun 2024.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
LSM/Figur
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
Pemerintah
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Pemerintah
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter 'Water Mist'
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter "Water Mist"
Pemerintah
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Pemerintah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Swasta
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Pemerintah
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Swasta
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Pemerintah
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
Pemerintah
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Pemerintah
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau