JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, susu dikenal sebagai salah satu produk hewani yang dapat diolah menjadi makanan dan minuman yang lezat.
Namun tak hanya itu kebermanfaatannya. Lewat kemajuan teknologi, ternyata, susu juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan cat.
Cat berbahan baku susu ini diklaim lebih ramah lingkungan dibanding cat non-senyawa organik volatil atau vilatile organic compound (VOC) sekali pun.
Cat susu atau biasa disebut milk paint, terbuat campuran protein susu (kasein) dan kapur (kalsium karbonat) kemudian ditambah pigmen warna dan boraks (natrium borat) dalam jumlah kecil sebagai bahan pengawet.
Baca juga: Singkong dan Sekam Padi, Material Bangunan Sekolah Ramah Lingkungan
Cat ini bebas dari tambahan VOC yang tidak berbau dan beracun. Meskipun memberikan aroma seperti susu saat basah, cat ini tidak akan berbau setelah kering.
Tidak seperti lateks cair dan cat berbasis minyak yang tersedia dalam bentuk kaleng, cat susu biasanya dijual berbentuk bubuk dalam kemasan.
Bagi para pengguna yang ingin menggunakannya, wajib mencampur bubuk cat dengan air. Saat diberikan air, senyawa kapur akan mengaktifkan kasein dalam cat.
Cat susu merupakan pilihan yang tepat bila Anda menginginkan hasil akhir dekoratif dengan kedalaman warna yang intens dan minim kilau.
Cat susu juga menghasilkan tekstur belang-belang, dan sering digunakan untuk mendapatkan tampilan permukaan yang berombak.
Karena itu, tidak mengherankan jika cat ini kerap digunakan untuk para perajin yang suka memberikan nuansa vintage pada furnitur.
Walau menggunakan kadar bahan pengawet yang sedikit, cat susu diklaim kokoh serta hasil pengecatannya bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Cat ini paling cocok untuk permukaan berpori, seperti kayu mentah. Bahan pengikat dapat ditambahkan untuk membantu cat susu menempel pada permukaan yang tidak berpori seperti kaca, logam, dan plastik.
Idealnya, setelah dicampur cat susu harus digunakan dalam waktu 24 jam, meskipun jika tertutup rapat bisa bertahan di lemari es selama beberapa hari.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya