JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak bahan yang dapat dipilih untuk membuat plafon di rumah. Salah satunya adalah bambu.
Tidak seperti material plafon lainnya seperti PVC atau gipsum, bambu merupakan pilihan yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu keuntungan menggunakan plafon bambu adalah tampilannya yang lebih mirip dengan kayu sehingga terkesan mewah.
Meskipun demikian, jika gipsum atau PVC bisa langsung pasang dan praktis, tidak demikian halnya dengan bambu.
Anda harus memulainya dari bilah bambu secara manual. Jangan khawatir, bilah bambu ini sudah diproduksi secara massal dan siap pakai.
Baca juga: Sea Stone, Beton Ramah Lingkungan Terbuat dari Kerang Laut
Bambu merupakan material yang sangat kuat dan tahan lama. Bambu berkualitas tinggi memiliki kekuatan yang setara dengan kayu ek merah dan lebih keras dari kayu jati.
Sebagian besar bambu yang digunakan untuk konstruksi ditanam secara khusus sehingga tidak mengganggu habitat asli di alam.
Tanaman ini dapat ditanam dan dipanen dalam waktu empat hingga enam tahun sehingga bisa diambil hasilnya lebih cepat dibandingkan dengan kayu.
Plafon bambu dibuat dari batang bambu yang dipotong dan digiling menjadi potongan-potongan panjang.
Potongan bambu tersebut kemudian dikeringkan dan dilaminasi menjadi veneer satu lapis. Beberapa lapisan tersebut selanjutnya dikompresi bersama di bawah panas untuk membuat produk berlapis-lapis berbentuk papan.
Papan bambu yang akan digunakan untuk menjadi plafon biasanya ditambahkan cat finishing berupa sentuhan warna dan kemilau yang berbeda. Misalnya cat jenis matte, semigloss, dan glossy.
Baik selama pembuatan maupun setelah dipasang, plafon bambu tidak melepaskan produk sampingan negatif atau senyawa organik yang mudah menguap ke udara sehingga aman digunakan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya