KOMPAS.com – Taman hutan raya (tahura) adalah merupakan kawasan pelestarian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya dan dilindungi oleh undang-undang.
Sebelum masuk lebih jauh mengenai tahura, ada baiknya mengetahui lebih dulu perbedaan kawasan perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 ada dua kawasan perlindungan keanekaragaman hayati yaitu kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian.
Baca juga: Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan. Ada dua jenis kawasan suaka alam yaitu cagar alam dan suaka margasatwa.
Kawasan suaka alam berfungsi sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Sedangkan kawasan pelestarian terbagi menjadi tiga yaitu taman nasional, taman hutan raya atau tahura, dan taman wisata alam.
Baca juga: Taman Hutan Raya Ngurah Rai Dimanfaatkan Jadi Lagoon dan Pusat Utilitas
Taman hutan raya atau adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli.
Tujuan-tujuan tersebut dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.
Di dalam tahura dapat dilakukan bebera kegiatan untuk sejumlah kepentingan seperti penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam.
Tahura dikelola oleh pemerintah dan dapat dibangun sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan.
Untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan tahura dengan mengikutsertakan rakyat.
Baca juga: Taman Hutan Raya dan Kebun Raya Mangrove di Surabaya Siap Dibuka, Pemkot Tunggu Regulasi Inmendagri
Dilansir dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ada 34 tahura yang ada di Indonesia.
Ke-34 tahura ini tersebar dari seluruh wilayah Indonesia. Berikut daftar tahura yang ada di Indonesia.
No | Nama Tahura | Pengelola |
1 | Pocut Meurah Intan | Pemerintah Daerah Provinsi Aceh |
2 | Bukit Barisan | Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara |
3 | Dr. Muhammad Hatta | Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat |
4 | Sultan Syarif Kasim (Minas) | Pemerintah Daerah Provinsi Riau |
5 | Sekitar Tanjung (Orang Kayo Hitam) | Pemerintah Daerah Provinsi Jambi |
6 | Sultan Thaha Syaifuddin | Pemerintah Daerah Provinsi Jambi |
7 | Bukit Rabang - Gluguran | Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu |
8 | Rajo Lelo (Pungguk Menakat) | Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu |
9 | Wan Abdul Rahman | Pemerintah Daerah Provinsi Lampung |
10 | Simeulue | Pemerintah Daerah Provinsi Aceh |
11 | Subulussalam | Pemerintah Daerah Provinsi Aceh |
12 | Bukit Sari | Pemerintah Daerah Provinsi Jambi |
13 | Gunung Lalang | Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung |
14 | Gunung Mangkol | Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung |
15 | Gunung Menumbing | Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung |
16 | Banten | Pemerintah Daerah Provinsi Banten |
17 | Ir. H. Juanda | Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat |
18 | Pancoran Mas | Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat |
19 | Gunung Palasari-Gunung Kunci | Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat |
20 | KGPAA Mangkunegoro I (Ngargoyoso) | Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah |
21 | Gunung Bunder | Pemerintah Daerah Provinsi DI Yogyakarta |
22 | R. Soeryo | Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur |
23 | Ngurah Rai | Pemerintah Daerah Provinsi Bali |
24 | Nuraksa | Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat |
25 | Prof. Ir. Herman Johannes | Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur |
26 | Sultan Adam | Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan |
27 | Bukit Soeharto | Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur |
28 | Lati Petangis | Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur |
29 | Lapak Jaru | Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah |
30 | Sulteng | Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah |
31 | Abdul Latief/ Sinjai | Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan |
32 | Bontobahari | Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan |
33 | Murhum (Nipa-Nipa) | Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara |
34 | Gunung Tumpa (Haveworang) | Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara |
Baca juga: Program Penanaman Bakau di Tahura Ngurah Rai Bali Milik QNET Raih Penghargaan ISDA 2022
Sebagai bagian dari kawasan pelestarian, tahura memiliki fungsi sebagaimana taman nasional dan taman wisata alam.
Fungsi dari tahura, taman nasional, dan taman wisata alam selaku kawasan pelestarian adalah sebagai berikut
Dilansir dari situs web Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Yogyakarta, tahura adalah hutan konservasi, bukan sekadar hutan lindung.
Pengelolaan hutan konservasi difokuskan untk melindungi ekosistem serta kehidupan di dalamnya. Selain itu, tahura juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi dan pariwisata.
Baca juga: Amankan G20, Pasukan TNI Berhari-hari Sembunyi di Balik Semak Mangrove Tahura Bali
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya