Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Lengkap Taman Hutan Raya (Tahura) di Indonesia

Kompas.com, 29 Mei 2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Taman hutan raya (tahura) adalah merupakan kawasan pelestarian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya dan dilindungi oleh undang-undang.

Sebelum masuk lebih jauh mengenai tahura, ada baiknya mengetahui lebih dulu perbedaan kawasan perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia.

Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 ada dua kawasan perlindungan keanekaragaman hayati yaitu kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian.

Baca juga: Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan. Ada dua jenis kawasan suaka alam yaitu cagar alam dan suaka margasatwa.

Kawasan suaka alam berfungsi sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

Sedangkan kawasan pelestarian terbagi menjadi tiga yaitu taman nasional, taman hutan raya atau tahura, dan taman wisata alam.

Baca juga: Taman Hutan Raya Ngurah Rai Dimanfaatkan Jadi Lagoon dan Pusat Utilitas

Pengertian Tahura

Taman hutan raya atau adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli.

Tujuan-tujuan tersebut dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.

Di dalam tahura dapat dilakukan bebera kegiatan untuk sejumlah kepentingan seperti penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam.

Tahura dikelola oleh pemerintah dan dapat dibangun sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan.

Untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan tahura dengan mengikutsertakan rakyat.

Baca juga: Taman Hutan Raya dan Kebun Raya Mangrove di Surabaya Siap Dibuka, Pemkot Tunggu Regulasi Inmendagri

Daftar tahura di Indonesia

Presiden Joko Widodo mengajak para pemimpin negara G20 dan lembaga internasional mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Rabu, 16 November 2022. Di sana, Presiden dan para pemimpin G20 melakukan kegiatan penanaman pohon mangrove bersama serta berkeliling melihat langsung berbagai spesies mangrove yang ada di Tahura.BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN Presiden Joko Widodo mengajak para pemimpin negara G20 dan lembaga internasional mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Rabu, 16 November 2022. Di sana, Presiden dan para pemimpin G20 melakukan kegiatan penanaman pohon mangrove bersama serta berkeliling melihat langsung berbagai spesies mangrove yang ada di Tahura.

Dilansir dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ada 34 tahura yang ada di Indonesia.

Ke-34 tahura ini tersebar dari seluruh wilayah Indonesia. Berikut daftar tahura yang ada di Indonesia.

No Nama Tahura Pengelola
1 Pocut Meurah Intan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh
2 Bukit Barisan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
3 Dr. Muhammad Hatta Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat
4 Sultan Syarif Kasim (Minas) Pemerintah Daerah Provinsi Riau
5 Sekitar Tanjung (Orang Kayo Hitam) Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
6 Sultan Thaha Syaifuddin Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
7 Bukit Rabang - Gluguran Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
8 Rajo Lelo (Pungguk Menakat) Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
9 Wan Abdul Rahman Pemerintah Daerah Provinsi Lampung
10 Simeulue Pemerintah Daerah Provinsi Aceh
11 Subulussalam Pemerintah Daerah Provinsi Aceh
12 Bukit Sari Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
13 Gunung Lalang Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
14 Gunung Mangkol Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
15 Gunung Menumbing Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
16 Banten Pemerintah Daerah Provinsi Banten
17 Ir. H. Juanda Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
18 Pancoran Mas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
19 Gunung Palasari-Gunung Kunci Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
20 KGPAA Mangkunegoro I (Ngargoyoso) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah
21 Gunung Bunder Pemerintah Daerah Provinsi DI Yogyakarta
22 R. Soeryo Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur
23 Ngurah Rai Pemerintah Daerah Provinsi Bali
24 Nuraksa Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
25 Prof. Ir. Herman Johannes Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
26 Sultan Adam Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
27 Bukit Soeharto Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur
28 Lati Petangis Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur
29 Lapak Jaru Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
30 Sulteng Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
31 Abdul Latief/ Sinjai Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
32 Bontobahari Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
33 Murhum (Nipa-Nipa) Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
34 Gunung Tumpa (Haveworang) Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara

Baca juga: Program Penanaman Bakau di Tahura Ngurah Rai Bali Milik QNET Raih Penghargaan ISDA 2022

Fungsi Tahura

Sebagai bagian dari kawasan pelestarian, tahura memiliki fungsi sebagaimana taman nasional dan taman wisata alam.

Fungsi dari tahura, taman nasional, dan taman wisata alam selaku kawasan pelestarian adalah sebagai berikut

  • Perlindungan sistem penyangga kehidupan
  • Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
  • Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

Dilansir dari situs web Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Yogyakarta, tahura adalah hutan konservasi, bukan sekadar hutan lindung.

Pengelolaan hutan konservasi difokuskan untk melindungi ekosistem serta kehidupan di dalamnya. Selain itu, tahura juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi dan pariwisata.

Baca juga: Amankan G20, Pasukan TNI Berhari-hari Sembunyi di Balik Semak Mangrove Tahura Bali

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kementerian PPN/Bappenas Apresiasi Praktik Baik Pembangunan lewat Indonesia’s SDGs Action Awards 2025
Kementerian PPN/Bappenas Apresiasi Praktik Baik Pembangunan lewat Indonesia’s SDGs Action Awards 2025
Pemerintah
Bappenas Gelar Konferensi Utama SAC 2025, Bahas Transformasi Pembangunan
Bappenas Gelar Konferensi Utama SAC 2025, Bahas Transformasi Pembangunan
Pemerintah
Industri Pelayaran Komitmen Atasi Krisis Polusi Plastik di Lautan
Industri Pelayaran Komitmen Atasi Krisis Polusi Plastik di Lautan
Pemerintah
Kritik Pedas SNDC Kedua: Cuma Lempar Beban Penurunan Emisi ke Pemerintahan Pasca 2029
Kritik Pedas SNDC Kedua: Cuma Lempar Beban Penurunan Emisi ke Pemerintahan Pasca 2029
LSM/Figur
Tropenbos: Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Berpotensi Suplai Menu MBG
Tropenbos: Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Berpotensi Suplai Menu MBG
LSM/Figur
Panel Surya Terapung Menjanjikan, tapi Dampak Lingkungannya Dipertanyakan
Panel Surya Terapung Menjanjikan, tapi Dampak Lingkungannya Dipertanyakan
Pemerintah
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
BrandzView
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Pemerintah
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
Pemerintah
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Pemerintah
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
LSM/Figur
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
LSM/Figur
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
LSM/Figur
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau